Sabtu, 04 Juni 2016

PESONA KEINDAHAN PUNCAK GUNUNG LEMONGAN, KLAKAH



 puncak lemongan
Kabupaten Lumajang  tidak hanya terkenal sebagai kota penghasil pisang saja. Lumajang juga terkenal karena memiliki daya tarik yang tinggi di bidang pariwisatanya. Selain gunung semeru, gunung Lemongan yang terletak sekitar 10 km dari pasar klakah, tepatnya di desa Papringan kecamatan Klakah. kecamatan Klakah juga merupakan destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh wisatawan pencinta survival. Gunung dengan puncak tertingginya 1676 meter diatas permukaan laut (MDPL) ini dijaga oleh seorang juru kunci bernama Mbah Tjitro. 










Tidak terlalu sulit kami menemukan kaki gunung ini. Sebelum memulai pendakian, kami meminta izin terlebih dulu kepada juru kunci di pos pertama. Keberangkatan dari pos pertama kami lakukan pada pukul 16.30 WIB, medan yang kami lewati adalah jalan setapak berbatu. Di kanan kiri jalan ditumbuhi ilalang tinggi dan sesekali ditemui pohon jambu monyet dan pohon alpukat yang ditanam oleh para pencinta alam. Kami sampai di pos ke dua yang sering disebut dengan pos watu gede sekitar pukul 18.00 WIB. Nama Watu gede diambil dari sebuah watu besar setinggi 2,5 m dengan panjang 4 m dan lebar 2,5 m. Di area ini kami yang berjumlah 15 orang beristirahat, bersenda gurau dan menikmati matahari tenggelam yang disusul munculnya mega merah di sebelah barat. Kemudian kami beristirahat sambil mengumpulkan tenaga untuk perjalanan selanjutnya bersama rombongan pendaki yang lain.
Pendakian ke puncak Lemongan kami lakukan mulai pukul 23:45 WIB, mengingat udara tengah malam di puncak gunung bertiup kencang serta suhu udara sangat rendah sehingga kami mengusahakan untuk sampai di puncak sebelum matahari terbit. Perjalanan melewati  jalan setapak  yang dipenuhi pepohonan besar serta semak belukar  di kanan kirinya. Jalanan yang dilewatipun bervariasi, terkadang tanah liat, kerikil, pasir, dan juga bebatuan terjal saling berganti-ganti.  Tanjakan-tanjakan yang curam dengan kemiringan hampir 80 derajtpun tak jarang kami lewati, tidak salah jika beberapa pendaki menjulukinya dengan tanjakan 3:1 (tiga banding satu), artinya tiga langkah berjalan maju dan satu langkah mundur hal ini semakin diperkuat oleh perkataan mbah Tjitro bahwa medan pendakian gunung Lemongan adalah yang tersulit
Kami sampai di puncak gunung sekitar pukul 03.15 dini hari dan udara masih sangat dingin. Kami berlindung dari uap air dan kencangnya angin pada dinding-dinding batu yang banyak ditemui di puncak gunung ini.
Matahari terbit sekitar pukul 05.30 pagi seolah muncul dari lautan awan yang tepat dihadapan kami. Pemandangan bertambah indah, disebelah timur kami menikmati jejeran pegunungan argopuro dan pegunungan raung, barisan awan yang membentuk lautan seakan mengundang siapapun untuk bermain disana. Jika cuaca sedang baik akan terlihat jelas kardela dalam dihadapan anda, sayangnya kami tidak berkesempatan menikmatinya.  Di sebelah barat terlihat puncak semeru, pegunungan arjuno serta puncak dataran tinggi lainnya. Ketika kami melihat agak ke bawah tampak dengan jelas tiga buah ranu yang berlainan tempat, yaitu ranu pakis, ranu bedali dan ranu kla
kah.  Kami turun ketika matahari meninggi, sekitar pukul 09.00 WIB. 

http://darkwriter99.blogspot.co.id/2015/01/pesona-keindahan-puncak-gunung-lemongan.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar