Gunung Papandayan : Tempat Sempurna tuk Mulai Mencintai Pendakian
Tidak seperti Gunung Bromo atau Gunung Tangkuban
Parahu yang bisa diakses dengan mudah tanpa pendakian berarti, Gunung
Papandayan tetap harus didaki dengan persiapan pendakian yang matang.
DATA PAPANDAYAN
Lokasi Administratif : Kec. Cisurupan, Kab. Garut, Jawa Barat
Poisi Geografis : 70 19’00” LS & 1070 44’00″BT
Ketinggian : 2665 mdpl, 1950 m di atas dataran kota Garut
Tipe Gunung Api : Strato Tipe A
Pos Pengamatan : Kp. Pusparendeng, Desa Pakuwon, Kec. Cisurupan (1050 mdpl)
Nama Kawah : – Kawah Mas, – Kawah Nangklak, – Kawah Manuk
Erupsi : 1772, 1923, 1942, 2002.
ARTIKEL
“Pengen deh nyobain naik gunung…”Kalau Travelmate mendengar kalimat itu terlontar dari siapapun, arahkan dia ke Papandayan. Bukan karena Papandayan bisa dengan begitu mudahnya didaki oleh pemula, tapi karena Gunung Papandayan menyajikan pengalaman naik gunung dengan toleransi yang cukup luas bagi pemula.
Tidak seperti Gunung Bromo atau Gunung Tangkuban Parahu yang bisa diakses dengan mudah tanpa pendakian berarti, Gunung Papandayan tetap harus didaki dengan persiapan pendakian yang matang. Ini membuat pendaki pemula tetap akan merasakan sensasi persiapan pendakian, seperti belajar packing, nge-list kebutuhan alat dan logistik, pinjem-pinjem atau nyewa peralatan yang belum ada, baca-baca catper orang, dan sebagainya.
Pun juga sensasi trekking; pendaki pemula bisa mempelajari itu dari tanjakan demi tanjakan yang dilalui. Tentu tanjakan-tanjakan itu tidak seberat di dua gunung saudaranya, Cikuray dan Guntur, sehingga pendaki pemula bisa memperkirakan seberapa kuat kondisi fisiknya untuk pendakian di gunung yang lain. Selain itu, pendaki pemula juga bisa mulai belajar mengatur penggunaan air minum, mendirikan tenda, memasak dengan alat yang terbatas, mengambil kembali sampah, dan kondisi-kondisi khas pendakian lainnya.
Well, Papandayan memang gunung yang bagus untuk belajar mendaki, tapi pembelajaran yang paling bagus dari Papandayan adalah bahwa banyak dari kecantikan alam ciptaan-Nya tersembunyi dengan baik di ketinggian.
Dari mulai awal pendakian, para pendaki bakal melihat megahnya kompleks kawah Gunung Papandayan yang dikelilingi tebing-tebing tinggi. Kepulan-kepulan asap dan air belerang yang meletup-letup memperlihatkan seberapa aktif gunung ini. Bau belerang yang menyengat dari arah kawah malah menjadi daya tarik tersendiri.
Pos-pos peristirahatan pun cukup nyaman dengan berdirinya beberapa warung warga hingga Gober Hut, setelah sekitar 1,5 jam pendakian. Para pendaki bisa melihat longsoran besar yang dulu memotong jalur utama. Lalu juga melewati sungai kecil yang cantik dengan air pegunungan yang segar.
Tempat camp, Pondok Saladah, adalah tempat yang tidak kalah menarik. Disini terdapat luasan yang juga ditumbuhi bunga Eidelweis, dan juga terdapat sumber air yang cukup melimpah. Pondok Saladah menghadap ke bukit yang menjulang indah. Di pagi hari yang cerah, bukit ini terlihat sangat bagus diterpa cahaya mentari.
Hanya beberapa ratus meter dari Pondok Saladah, terdapat Hutan Mati yang terkenal. Pohon-pohon yang mati ini memang agak memberi suasana mistis, namun keindahannya hampir tidak ada duanya. Disini juga pendaki bisa melihat keindahan sun rise. Tapi tetap harus hati-hati, jangan melewati (atau kalau bisa bahkan jangan mendekati) tanda batas aman karena tanah Hutan Mati yang tepat berada diatas kawah ini rawan longsor.
Dari Hutan Mati, naiklah menuju Taman Edelweiss Tegal Alun. Tegal Alun adalah satu dari hanya empat spot terbaik untuk menikmati taman bunga abadi, Edelweiss, di seluruh Indonesia. Taman ini sangatlah luas dan indah. Luasnya hingga 32 hektar. Itu lebih dari 40 kali luas lapangan bola. Wow!
Namun sebagai catatan, para pendaki tidak boleh mendirikan tenda dan bermalam di Tegal Alun. Selain karena angin yang kencang di malam hari, kelestarian tanaman Edelweiss dan juga fauna-fauna malam juga menjadi alasannya.
Pendaki bisa meneruskan pendakian ke puncak Papandayan. Walaupun treknya jelas, dan sudah ada plang penanda, trek menuju puncak ini memiliki tingkat kesulitan diatas trek-trek sebelumnya. Kemiringan yang curam, hutan yang rapat, serta bahaya jurang akan ditemui di trek ini. Dari puncak dapat terlihat betapa luasnya Tegal Alun, kompleks kawah yang megah, dan Pondok Saladah di balik bukit di kejauhan.
Yah, memang Tegal Alun saja sudah bisa memberi banyak pelajaran bagi pendaki, terutama yang baru belajar mencintai pendakian.
***
Dengan keindahan demikian rupa, siapa yang tidak akan jatuh cinta dengan Papandayan? Banyak pendaki pemula menjadi ketagihan mendaki karena Papandayan. Namun demikian, tentu para pendaki haruslah juga belajar tentang cara mencintai pendakian dengan baik dan benar. Para pendaki harus betul-betul sadar untuk menjaga kebersihan gunung dan menjaga kelestariannya;
Bahwa memetik bunga Edelweiss itu sama sekali tidak diperbolehkan dan bahwa mengambil kembali semua sampah yang kita hasilkan itu adalah suatu kewajiban. Mari kita jaga Papandayan agar kita bisa dengan bangga menunjukkannya pada generasi berikutnya.
AKSES MENUJU LOKASI
Naiklah Bis jurusan Garut yang langsung ke Terminal Guntur, bisa dari Jakarta (Primajasa pool BKN Cililitan atau bis dari Kp. Rambutan), Bandung (Terminal Cicaheum ataupun Leuwi Panjang), Bekasi, atau Tasikmalaya.
Ongkos per orang : Dari Jakarta sekitar Rp 52.000,- Dari Bandung sekitar Rp 30.000,- Lalu naik angkot putih biru jurusan Cikajang. Jangan sampai salah memilih angkot putih biru tua jurusan Copong, atau putih biru muda jurusan Cilawu. Ongkos per orang: sekitar Rp 15.000, Turunlah di Alun-alun Cisurupan.
Di Alun-alun Cisurupan ada beberapa minimarket untuk membeli logistik yang masih kurang. Selain itu juga ada pasar kecil jika membutuhkan logistik yang lain.
Dari Alun-alun Cisurupan, naiklah Ojek atau jika tim dalam kelompok besar, sewa-lah satu Pick Up untuk mengangkut sampai kawah, Ongkos per Orang : Rp 30.000,-.
Ketika e-Magazine ini dibuat, Papandayan sedang berbenah diri. Akses jalan dari Cisurupan menuju Pos Pendaftaran yang dulu rusak berat sedang diperbaiki. Dalam beberapa saat, jalan menuju Pos Pendaftaran akan menjadi nyaman dilalui.
Biaya pendaftaran :
WNI weekday : Rp 5.000,-
WNI weekend : Rp 7.500,- per hari
WNA weekday : Rp 75.000,-
WNA weekend : Rp 100.000,-
JALUR PENDAKIAN
Jalur pendakian Gunung Papandayan yang paling sering diakses dan yang kami rekomendasikan adalah melalui Camp David dari Alun-alun Cisurupan. Ketika e-Magazine ini dibuat, jalan dari Alun-alun Cisurupan menuju Pos Pendaftaran tengah diperbaiki, sehingga aksesnya akan semakin nyaman. Nah, setelah mendaftar dari Pos Pendaftaran, ikuti jalan di sisi kawah.
Kawah Papandayan
Terus ikuti jalan setapak di samping kawah. Pakailah masker untuk melindungi saluran pernafasan dari gas belerang yang keluar dari kawah. Selain baunya yang menyengat, gas ini juga bersifat racun dan bisa membuat pusing jika terhirup dalam jumlah banyak.
Di penghujung area kawah, ada gubuk warung kecil. Ambillah jalan lurus yang mengarah ke Gober Hut. Karena longsoran besar, ambil jalan turun masuk ke pepohonan untuk mengitari longsoran dan kemudian naik lagi ke jalan utama, menyebrangi sungai kecil dengan air yang segar. Tidak lama, jalan ini akan membawa ke Pos Gober Hut.
Gober Hut
Di Gober Hut ini ada lagi pos pendaftaran dan ada mushola serta warung. Di sini pendaki bisa beristirahat dengan nyaman setelah jalur pendakian hampir tanpa teduhan yang di siang hari bisa membuat fisik cukup kelelahan.
Di Gober Hut ada jalan yang mengarah ke Pangalengan, Kabupaten Bandung. Jarang pendaki yang naik dari arah sana, atau yang turun ke arah sana. Akses transportasi dari Kabupaten Bandung pun cukup sulit sehingga jalurnya tidak direkomendasikan.
Ambil jalan setapak menuju Pondok Saladah. Cukup hanya sekitar 10-20 menit saja berjalan santai, anda akan tiba di Pondok Saladah.
Pondok Saladah
Pondok Saladah ini adalah tempat mendirikan tenda yang paling sering digunakan. Selain karena luasan-luasannya yang cocok untuk berkemah, di sini juga terdapat sumber air yang cukup melimpah. Pilihlah luasan yang cukup tertutup agar tidak langsung diterjang angin dingin di malam hari.
Dari Pondok Saladah anda bisa melanjutkan perjalanan ke Tegal Alun melalui hutan mati atau melalui jalan batu terjal berundak yang dapat dilihat dengan cukup jelas di bukit di depan Pondok Saladah. Kami anjurkan untuk mengikuti jalan via Hutan Mati karena jalurnya lebih jelas dan landai.
Hutan Mati
Tidak lama dari Pondok Saladah, anda bisa mencapai Hutan Mati. Hutan Mati ini terletak tepat di atas Kawah Papandayan yang telah dilalui. Spot seperti Hutan Mati ini tidak ada duanya. Jika anda ingin mencari sunrise, maka pergilah ke Hutan Mati ini di waktu fajar.
Catatan, tanah hutan mati di atas Kawah Papandayan ini sangat rawan longsor, sehingga sangat dilarang untuk melewati batas aman yang telah ditentukan.
Untuk menuju Tegal Alun, naiki terus Hutan Mati hingga menemui jalan setapak. Sekitar satu jam perjalanan dari Hutan Mati, anda akan tiba di lapangan Edelweiss yang luar biasa luas. Itulah Tegal Alun.
Tegal Alun
Nikmatilah Taman Edelweiss Tegal Alun sepenuhnya. Namun, dilarang untuk berkemah di sini karena daerah ini sering dilalui oleh hewan buas. Selain itu, perkemahan juga berpotensi untuk merusak tanaman endemik Edelweiss (Anaphalis Javanica). Di Tegal Alun terdapat sungai kecil yang bisa dijadikan sumber air bersih.
Untuk mencapai Puncak Papandayan, seberangi sungai tadi dan terus ikuti jalan setapak. Perjalanan dari sini akan menjadi cukup curam dan melelahkan. Kehati-hatian harus ditingkatkan karena bahaya jurang dan longsor sering ditemui. Setelah sekitar 2 jam perjalanan, anda akan tiba di Puncak Papandayan.
Puncak Papandayan
Puncak Papandayan adalah puncak dinding tebing di samping Kawah Papandayan yang sudah dapat terlihat sejak anda memulai pendakian dari Camp David. Dari sini, anda dapat melihat dari kejauhan betapa luasnya Tegal Alun, Pondok Saladah di balik bukit, dan Kawah Papandayan tepat di bawah tebing.
Perlu dicatat, puncak ini bukan puncak tertinggi di kompleks pegunungan Papandayan. Puncak tertinggi adalah Puncak Gunung Malang yang masih tertutup vegetasi lebat. Namun demikian, Puncak Papandayan inilah yang selalu dijadikan puncak pendakian, bahkan oleh tour guide setempat. Turunlah melalui jalan yang sama.
FAKTA UNIK
Di Papandayan terdapat sebuah tempat yang bernama Tegal Panjang. Tempat ini merupakan savanna yang sangat indah. Namun para pendaki tidak diperbolehkan mengunjungi tempat ini, kecuali dengan SIMAKSI (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi) khusus dari BBKSDA Jawa Barat. Itupun harus dengan tujuan yang jelas seperti penelitian, pendidikan, jurnalistik, dan sebagainya.
Nah walaupun sudah mengantongi izin khusus, kalian tetap harus disertai guide yang berpengalaman dari penduduk setempat, dengan biaya yang cukup mahal. Mengapa? Kata penduduk setempat, Tegal Panjang ini adalah “tempat si Ratu ulin jeung budakna”, dalam bahasa Indonesia berarti “tempat si Ratu bermain dengan anak-anaknya”. Anda juga pasti bisa menebak siapa si Ratu yang dimaksud itu kan? Yups, dia adalah seekor Macan Tutul Jawa atau biasa disebut Macan Kumbang.
http://jelajahgarut.com/gunung-papandayan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar