Gunung Patuha, yang konon berasal dari nama Pak
Tua -masyarakat lebih sering menyebutnya dengan Gunung Sepuh (tua),
memiliki ketinggian 2.434 m dpl, dengan kisaran suhu 8-22 derajat
Celsius.
Di puncak Gunung Patuha itulah, terdapat Kawah Saat yang berada di bagian barat dan di bawahnya Kawah Putih dengan ketinggian 2.194 m dpl. Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan yang terjadi pada abad X dan XII silam. Ada perbedaan antara Kawah Putih Gunung Patuha, jika dibandingkan dengan sejumlah kawah yang berada di wilayah Jawa Barat. Danau Kawah Putih mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri. Air danau kawahnya selalu berubah-ubah warna. Terkadang berwarna hijau apel dan kebiru-biruan -bila terik matahari dan cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu dan yang paling sering dijumpai adalah berwarna putih disertai kabut tebal di atas permukaan kawah. Bahkan, tatkala sore hari, air danau kawah pun, tiba-tiba pasang surut. Selain permukaan kawah yang berwarna putih, pasir dan bebatuan di sekitarnya pun didominasi warna putih. Karenanya kawah itu dinamakan Kawah Putih.
Di puncak Gunung Patuha itulah, terdapat Kawah Saat yang berada di bagian barat dan di bawahnya Kawah Putih dengan ketinggian 2.194 m dpl. Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan yang terjadi pada abad X dan XII silam. Ada perbedaan antara Kawah Putih Gunung Patuha, jika dibandingkan dengan sejumlah kawah yang berada di wilayah Jawa Barat. Danau Kawah Putih mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri. Air danau kawahnya selalu berubah-ubah warna. Terkadang berwarna hijau apel dan kebiru-biruan -bila terik matahari dan cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu dan yang paling sering dijumpai adalah berwarna putih disertai kabut tebal di atas permukaan kawah. Bahkan, tatkala sore hari, air danau kawah pun, tiba-tiba pasang surut. Selain permukaan kawah yang berwarna putih, pasir dan bebatuan di sekitarnya pun didominasi warna putih. Karenanya kawah itu dinamakan Kawah Putih.
Keajaiban alam pun akan terjadi,
bila malam hari berkunjung ke Kawah Putih. Sekira pukul 21.00, saat
lengit cerah dengan dihiasi bintang-bintang, dari danau kawah putih
terlihat pancaran cahaya terang kehijau-hijauan menghiasi kawah.
Kemudian, dari bias cahaya berwarna hijau itu, membentuk sebuah
lingkaran yang mampu menerangi seluruh lokasi kawah. Sementara aroma
belerang pun mulai tercium, namun tak terlalu keras.
Mt. Patuha 1933
Keberadaaan danau Kawah Putih di
puncak Gunung Patuha yang menurut penelitian masih tergolong aktif itu
di batasi oleh dinding bebatuan terjal di sebelah utara dan di sebelah
barat masih terdapat pancaran kawah yang bergolak. Jika ingin lebih
dekat kawah bisa melalui pintu masuk di sebelah timur. Tak jauh dari
lokasi kawah terdapat sebuah gua buatan sedalam 5 meter.
Menuju lokasi danau Kawah Putih,
dari pintu masuk hingga ke kawah jaraknya sekira 5 km atau memerlukan
waktu sekira 20 menit, melalui jalan beraspal yang berkelok-kelok dengan
pemandangan hutan tanaman Eucalyptus dan hutan alam dengan aneka ragam
species hutan hujan tropis.
Daya tarik objek wisata Kawah
Putih-Ciwidey, selain bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan, dapat
pula ditempuh dengan berjalan kaki atau lintas jalan kaki sejauh 7 km
dari objek wisata alam Punceuling, melalui jalan setapak hutan alam.
Meski perjalanannya agak
melelahkan, namun di sepanjang perjalanan akan terhibur dengan suasana
hutan alam dan udara segar dan bersih. Bagi petualang, jalur ini menjadi
alternatif yang cukup menantang hingga mencapai objek wisata kawah.
Dari pusat Kota Bandung,
perjalanan dapat ditempuh menuju ke arah selatan sejauh kurang lebih 46
km, melewati Kota Ciwidey, yang merupakan daerah tujuan wisata di
kawasan Bandung Selatan. Selain objek wisata Kawah Putih, wisatawan juga
bisa mengunjungi beberapa objek wisata lainnya, seperti Ranca Upas
dengan penangkaran rusa dan objek wisata Cimanggu dengan kolam renang
air panas beryodium.
Keindahan danau Kawah Putih
Gunung Patuha, memang sangat mempesona dan menakjubkan. Bahkan, jika
sudah mengetahui keajaiban alamnya, pasti akan mengatakan tak ada kawah
yang seindah Kawah Putih.
sebelum ditemukannya danau Kawah
Putih di puncak Gunung Patuha, masyarakat menganggap puncak itu sebagai
daerah yang angker, hingga tak seorang pun berani menjamahnya. Bahkan,
karena angkernya, burung yang melewati kawah pun akan mati.
Misteri keindahan danau kawah
putih baru terungkap tahun 1837, oleh seorang ilmuwan Belanda peranakan
Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn. Ketika itu, Junghuhn mengadakan
perjalanan ke Gunung Patuha, dia sempat bertanya pada masyarakat
setempat tentang suasana alam yang dirasakannya sangat hening dan sunyi.
Ternyata dia mendapat jawaban, bahwa di kawasan tersebut merupakan
daerah angker sebagai kerajaan jin dan tempat bersemayamnya roh para
leluhur.
Namun, Junghuhn tidak mempercayai
cerita itu begitu saja, sambil melanjutkan perjalanan menembus hutan
belantara hingga akhirnya menemukan sebuah danau kawah yang indah. Dari
dalam danau itu keluar semburan lava bau belerang yang menusuk hidung.
Ternyata kondisi belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan
burung enggan untuk terbang di atas permukaan kawah.
Situ Patenggang terletak di kaki Gunung Patuha, kabupaten
Bandung. Secara administratif berada di desa Patengan,
kecamatan Rancabali, kabupaten Bandung. Kira-kira 50 km dari
ibu kota kabupaten Bandung ke arah selatan, melewati Ciwidey
suatu tempat persinggahan buat beli oleh-oleh makanan khas
disana. Selanjutnya ke Situ Patenggang akan melewati
perkampungan dan perkebunan teh yang dinikmati sepanjang
perjalanan. Luas kawasan wisata (danau/situ dan hutan)
mencapai 150 ha.
Di dalam danau terdapat berbagai jenis ikan, antara lain
mujair, nila, ikan mas, nilem, lele, paray dan beunteur. Di
sekitar danau hidup berbagai burung berparuh panjang, yang
oleh masyarakat setempat dinamai burung blekek, tikukur, dan
kaca mata. Di sekitar danau terdapat hutan lindung yang
ditumbuhi rumput dan pepohonan khas Jawa Barat sejenis puspa
(Scima waliechi), saninten (Castanopsisargentia), dan pasa (Cuercus
sp).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar