Gunung Talaga Bodas terletak di perbatasan Tasikmalaya dan Garut, lebih
lengkap nya teman-teman bisa mencari nya di Google. Jumat malam tgl 8
maret 2013 sepulang kerja saya langsung mandi untuk berangkat ke
terminal Kampung Rambutan untuk naik Bus jurusan Tasikmalaya, karena di
terminl Depok sudah tidak ada lagi bus yang menuju kesana. baru kali
ini saya melihat terminal Kampung Rambutan dari dalam, dari dulu apabila
pulang ke tasik pasti dari terminal depok. saya agak sedikit was-was
karena banyak cerita yang tidak mengenakan di tempat ini, dengan di
temani saudara saya memutuskan untuk menunggu bus di pinggir jalan saja
karena lebih aman, tetapi sudah empat bus yang lewat semuanya penuh
tidak ada bangku kosong, saya memaksa untuk naik tetapi kendektur nya
melarang dan di sarankan untuk ke terminl saja. karena sudah malam kami
memberanikan diri ke terminal, dan untungnya ada bus yang baru datang
jadi saya tidak perlu lama-lama menunggu. Saya pun buru-buru menaiki bus
itu sampai-sampai lupa berpamitan sama saudara saya, dari jauh saya
melambaikan tangan isyarat berterimakasih, dan tepat pukul 22:30 bus
berjalan meninggalkan ibu kota jakarta.
Sampai di rumah tepat pukul 04:00 setelah berbincang-bincang bersama
ibu, saya memutuskan untuk tidur karen sangat lelah dan tidak lupa untuk
shalat subuh terlebih dahulu.
Siangnya saya menyiapkan semua keperluan yang akan di gunakan di sana
bersama sahabat saya dan tidak lupa menelpon teman yang nanti malam baru
sampai di tasik memberi tahu semua tentang persiapan untuk hari minggu
nanti, kami memutuskan membeli kebutuhan nanti sore karena cuacanya
sangat panas tetapi menjelang sore hujan tidak kunjung reda dan terpaksa
semua rencana yang kita susun batal, dan kamipun sepakat minggu pagi
sebelum berangkat semua keperluan di beli di warung kelontong dengan
seadanya yang penting tidak kelaparan dan kedinginan nanti di Gunung
Talaga Bodas.
Malam saya dapat sms dari salah-satu sahabat saya, bahwa dia tidak
menjamin akan ikut ke talaga bodas karena dia terserang demam dan batuk,
sempat kesal tapi sahabat saya berusaha untuk istirahat total supaya
nanti pagi dia sehat lagi. Tetapi Allah berkehendak lain, sahabat saya
tidak sembuh dari penyakit nya. Saya mulai bingung bagaimana harus
menyiasatinya. tanpa pikir panjang saya memutuskan untuk berangkat dan
sekalian ke rumah sahabat saya memastikan semuanya.
Dan pada akhirnya kami pergi tanpa dia, karena istrinya khawatir
sepulang dari sana keadaannya memburuk. Kami berangkat hanya lima orang
saja dan tanpa tenda, dan di jalan kami memutuskan untuk menginap di
rumah kuncen saja tau di mushala saja.
Kami start dari desa Karang Mukti menuju Kiarajangkung kec: Ciawi, kab:
Tasikmalaya. Saya dan teman-teman sengaja traking dari tempat ini dengan
jalan kaki, karena saya mencari di mbah google belum ada yang
mempublikasikan nya walaupun sudah banyak yang melakukan perjalanan
menuju talaga bodas dengan melewati jalan ini, kebanyakan yang saya
dapatka untuk menuju tempat ini adalah dari wanaraja yang berada di
garut dan kadipaten yang berada di tasik. dan tidak ada satupun yang
berjalan kaki semuanya memakai kendaraan.Dengan kesempatan ini
mudah-mudahan teman-teman semuanya bisa terbantu untuk melakukan
perjalana menuju Talaga Bodas via Ciawi, Tasikmalaya dengan berjalan
kaki.
Sepanjang perjalanan menuju hutan kami di suguhi pemandangan yang sangat
indah, di kanan kiri terhampar sawah dengan pohon padi yang sedang
berbuah, sesekali terlihat petani sedang mengurus sawah nya sungguh
pemandangan yang jarang sekali saya lihat di kota.
Sebelum kami benar-benar memasuki hutan hujan datang dan kami memutuskan untuk berhenti sejenak di saung milik
petani kol, cukup lama kami menunggu hujan reda hampir setengah jam,
setelah itu kamipun melanjutkan perjalanan menuju hutan pinus.
Dan inilah saatnya untuk mempersiapkan pisik karena medan menuju ke
hutan pinus cukup berat, tidak ada jalan datar menuju ke sana, kanan
kiri terlihat alang-alang sesekali melintasi jurang dan menjadi hiburan
adalah banyak orang yang lalu-lalang membawa kayu bakar dan bahkan ada
seorang kakek-kake yang membawa rumput, di dalm hati saya berkata "
sungguh kuat kakek itu saya belum tentu sekuat itu" sembari mrngabadikan
peristiwa langka ini.
Hampir satu jam kami berjalan menulusuri jalan setapak sebelum menemukan
tempat untuk sekedar minum dan istirahat, kami tidak memilih tempat ini
untuk makan siang karena persediaan air sangat sedikit, saya menyarnkan
untuk makan siang di atas karena di sana ada air yang cukup bersih
untuk di jadikan air minum dan setelah tenaga kami terkumpul kamipun
melanjutkan perjalanan mencari tempat yang cocok untuk di jadikan tempat
makan dan tentunya dekat dengan air.
Jalanan nya cukup sulit, banyak alang-alang dan jalan setapak
menyulitkan kita untuk melangkahkan kaki di tambah dengan rumput yang
menutupi jalan menambah berat saja perjalanan kita, tetapi dengan
semangat yang kuat kami menembus hutan pinus.
Sesampai nya di tempat ternyata tempat itu sudah brubah,mungkin karena
tidak di urus banyak tumbuha ilalang,dan kami pun mencari tempat lain
untuk makan siang.kami terus berjalan tetapi tidak menemukan tempat yg
cocok, kami berhenti di suatu jembatan kecil untuk mengambil air karena
persediaan air minum sudah habis.setelah kami periksa ternyata kali itu
sudah kering. Kita sempat panik karna perjalanan masih jauh dan kita
tidak bisa melanjutkan perjalanan tanpa air minum, teman saya sempat
menyerah karena dia kehausan.
Dan saya pun memutuskan untuk mengecek ke atas siapa tahu ada tempat
untuk makan dan mudah-mudahan ada air bersih untuk di minum, saya pun
berangkat berdua sama teman mencari lokasi. Cukup jauh saya untuk
menemukan tempat yg cocok, tempat ini cukup sejuk dan dekat sungai,
tetapi sayang nya air nya keruh dan tidak ada lagi tempat yang cocok
hanya tempat ini. Saya dan teman saya memutuskan untuk kembali ke tempat
teman-teman menunggu dan menceritakan apa ada nya tentang lokasi itu,
tanpa ragu teman-teman yang lain memutuskan untuk melihat dahulu tempat
itu.
Sepanjang perjalanan saya berdo'a dalam hati supaya dapat menemukan air
yang bersih, sesampai nya di lokasi teman-teman yang lain menyiapkan
makan siang sementra saya mencari air walaupun tidak mungkin ada karena
lokasi yang kita tempati lumayan tinggi. Saya berjalan ke depan mencari
celah siapa tahu di balik semak yang mengering terdapat kali kecil,
tidak sengaja saya melihat genangan air di balik semak yang mengering
itu saya pun bergegas untuk membersih kan nya dan memastikan bahwa ada
air di bawah semak-semak itu. Dan benar saja itu adalah kali kecil yang
mengalir air bersih saya pun bergegas untuk memberi tahu teman-teman
bahwa kita tidak akan kekurangn air mereka sangat senang dan membawa
botol untuk mengambil air. Dalam hati saya mengucap syukur karna do'a
saya terkabul. Kami pun makan siang tanpa kekurangan air sedikitpun,
setelah makan teman saya menyempatkan tidur sejenak karena kelelahan dan
dehidrasi.
Kami di kagetkan dengan air yang jatuh dari atas, hujan datang kami
buru-buru membereskan perlengkapan dan melanjutkan perjalanan ternyata
hujan tidak kunjung berhenti tas kami pun tidak luput dari air hujan
yang terus mengguyur, dengan di tutupi dedaunan kami meneruskan
perjalanan dan akhirnya kamipun tiba di jalan berbatu dimana tidak ada
lagi tanjakan curam seperti kita lewati tadi, kami bernafas lega sudah
sejauh ini, padahal sepenjang perjalanan banyak sekali hambatan
salah-satunya teman saya yang bertubuh subur mengalami beberapakali
keram dan sempat tidak bisa jalan. Tetapi dia berkali-kali bilang dia
masih kuat dan akan melanjutkan perjalanan, hal itu yang membuat saya
bersemangat untuk sampai ke tujuan.
Kami menikmati perjalanan ini dengan suka cita, tidak ada lagi keluhan
yang ada sekarang adalah keceriaan seolah lupa yang di alami selama
perjalanan tadi, kami terus melangkah menapaki jalan sembari
mengabadikan tempat yang menurut kami bagus untuk di abadikan kedalam
kamera.
Dibutuhkan setengah jam untuk sampai di tempat peristirahatan, disana terdapat rumah kuncen
sekaligus tempat untuk bermalam nanti. Sebenarnya tempat ini di
peruntukan untuk pasien-pasien yang menginap untuk berobat disana,
salahsatunya penyakit kulit karena mungkin air di sini mengandung
belerang jadi sangat ampuh. Dan tidak jarang juga para lansia yang
mempunyai penyakit struk atau lumpuh datang untuk berobat di sini.
Kamipun sampai dan langsung menyewa kamar untuk bermalam, satu orang di
kenakan biaya 10.000 untuk satu malam, plus geratis untuk mandi di air
panas manapun. Untuk memasuki kolam air panas rata-rata per orang di
kenakan 3000. Dan setelah merapihkan barang-barang yang kebasahan
kamipun bergiliran untuk mandi di kolam air panas tanpa benang sehelai
pun saya langsung menceburkan diri menikmati suguhan alam yang sangat
luar biasa.
Selesai mandi kami bergegas untuk membuat makan malam, nasi liwet
bersama ikan asin menu makan malam kita, yah apa mau dikata semuanya
serba dadakan. Cukup lama kami menyalakan api di atas tungku karena kayu
yang di gunakan semua agak basah, tetapi lama-lama bisa nyala juga.
Setelah makan kami melanjutkan untuk bermain kartu, tidak lama kami
bermain karena sudah sangat ngantuk karena kekenyangan dan rasa lelah
yang amat sangat, kami mencoba untuk tidur tapi tidak bisa, salah-satu
teman saya mengigau terus dan kamipun memutuskan untuk meminum kopi di
luar pak kuncenpun ikut-ikutan dan akhirnya kita mengobrol banyak
tentang mitos-mitos yang ada di tempat ini yang tidak mungkin saya
ceritakan karena sangat panjang!
Disela-sela pembicaraan saya di kejutkan dengan adanya binatang yang
melintas di hadapan kami, tidak jelas hewan apa itu, setelah saya
perhatikan ternyata itu adalah babi hutan yang sedang mencari makanan.
Sontak semua orang kaget setelah saya bicara ada babi di depan, saya dan
teman-teman sempat mundur tetapi pak kuncen malah menghampirinya dan
memberi makanan kepada binatang itu. Ternyata babi hutan itu sering
datang kesini sekedar meminta makanan sisa, kami memberanikan diri
mendekat tetapi babi itu malah kabur dan pak kuncen memanggilnya
kembali, tanpa rekayasa si babi itupun kembali setelah di panggil dengan
nama UJANG, saya sangat terkejut dengan hal itu bagaimana bisa, dan
ternyata kata pak kuncen hewan itu sudah mengenal bau pak kuncen ini
jadi sudah tidak takut lagi.
Babi itu pergi setelah mendapatkan makanan, dan kami pun segera pergi
tidur karena mengantuk. Beberapa saat setelah tidur saya di bangunkan
oleh teman saya karena perutnya sakit, bukan sakit karena mau buang air
tetapi karena masuk angin. Memang sepanjang perjalanan kami di guyur
hujan dan teman saya yang satu ini baru datang dari kota pukul epat
subuh dan jam delapan pagi sudah bangun mempersiapkan segala kebutuhan,
mungkin itu salah satunya yang membuat dia menjadi seperti itu.
Sepanjang malam saya terbangun mengurusi teman saya, berbagai macam cara
sudah saya lakukan tetapi tetap saja sakit di perutnya tidak kunjung
sembuh dan tepat pukul setengah lima pagi saya bisa benar-benar tidur
dan bangun setengah tujuh pagi, bisa di bayangkan betapa berat nya
kepala menahan pusing. Tetapi kali ini yang saya rasakan jauh berbeda,
tidak terasa sedikitpun sepat di mata dan pusing di kepala etahlah yang
jelas waktu itu saya merasakan segar tatkala bangun pagi dengan tidur
yang cukup.
Karena tidak ingin melewatkan saya menjepretkan kamera kecil saya ke
tempat-tempat yang layak untuk di ambil gambar nya, ah sungguh pagi yang
indah!
Setelah sarapan kami bersiap-siap menuju Kawas Talaga Bodas, sebelum nya
kami menyempatkan diri untuk mandi di pemandian air cikahuripan. di
sini ada beberapa pancuran dengan air yang jernih dan berwarna
kehijauan, dan air ini bisa di minum, katanya setiap pancuran rasa
airnya berbeda, tetapi menurut saya semuanya sama ( sepat ). Kamipun
segera mandi tentunya dengan telanjang bulat.
Teman saya memutuskan untuk tidak ikut ke Kawah Talaga Bodas karena
masih sakit dan kami pun berangkat berempat. Setiba nya di sana saya di
kejutkan dengan banyaknya lapak-lapak yang menjajakan dagangan, sungguh
berbeda sekali sewaktu terakhir saya ke sini tahun 2007 lalu. sekarang
tempat ini rusak, apalagi sekarang sedang di bangun parkiran untuk
kendaraan di luar lokasi yang memakan tempat cukup luas dan itu tentunya
merusak pohon-pohon yang ada di sana, sempat kesal tapi mungkin ini lah
caranya membuat tempat ini menjadi terkenal dan menjadi tempat wisata,
saya berharap tidak ada lagi lahan yang di rusak cukup ini saja.
Berbeda dengan tempat-tempat tadi yang begitu asing di mata saya,
kawah talaga bodas tidak berubah sama sekali, tetap indah, tetapi yang
membedakan sekarang banyak lapak di pinggir kawah. Dari pertama kali
melihat tahun 2002 sampai sekarang kawah ini tetap indah, saya tidak
bosan-bosan untuk datang lagi ke tempat ini. Tetapi bedanya sekarang
lebih ramai dan panas tidak seperti dulu yang sejuk walaupun terik.
Begitulah pesona Gunung Talaga Bodas, siapapun yang melihatnya akan
terpesona, semoga keindahan nya tidak akan pudar walaupun banyak
tangan-tangan jahil yang ingin meraup rupiah dengan menghalalkan segala
cara.
Semoga kita semua dapat mencintai alam, hidup itu bukan untuk makan tetapi makan untuk hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar