Gunung Wlirang, dalam bahasa jawanya adalah Belerang, terletak di
perbatasan Mojokerto dan Malang Jawa Timur, Indonesia. Dengan
ketinggian 3156 mdpl.Gunung Welirang merupakan gunung yang masih aktif
dan mempunyai sumber daya alam utama yaitu belerang. Sebagian besar
warga setempat adalah penambang Belerang yang biasanya dijadikan bahan
utama untuk Pupuk, bubuk misiu, dan korek api.
Jalur pendakian umumnya dilakukan arah tretes melewati hotel Surya
menuju pos perijinan pendakian. Di pos pendakian ini biasanya para
pendaki melakukan administarasi dengan membayar tiket masuk serta
pengisian form izin masuk. Dengan harga Rp.10.000 / orang (per bulan
Februari 2015), dan minimal jumlah pendaki adalah 2 orang. kita dapat
menikmati pemandangan indah dideretan pegunungan seperti Gunung Arjuna,
Gunung Ringgit, dan Gunung Kembar.
Trek jalur pendakian biasanya dari Pos perijinan (Tretes),
menuju pos 1 yaitu Pet Bocor (Air kran yang bocor), seperti tempat
sumber air yang sudah menggunakan pipa. Di Pos ini terdapat warung dan
air yang melimpah, sehingga para pendaki memanfaatkan tempat ini untuk
mengais air untuk bekal dan mandi.
Pet Bocor, tempat untuk nongkrong tiap malam minggu dan sekaligus
merangkap sebagi pos pendakian bagi para pendaki. Lanjut naik ke Pos
berikutnya yaitu menuju Kopkopan. Lokasi yang juga banyak akan air untuk
para pendaki. Air yang bisa langsung diminum tanpa harus dimasak. Air
yang sangat dingin khas pegunungan, segar dan jernih.
Dilokasi Kopkopan, pendaki dapat juga mendirikan tenda disekitaran pos
Kopkopan yang juga dijadikan warung Pak Dhe. Beroperasi biasanya di week
end, karena traffic pendaki naik.
Perjalanan dari Pet Bocor menuju Kopkopan memakan waktu sekitar 4-6 jam,
tergantung kecepatan dakian. Kalau cepat yah 4 jam sudah nyampai. Jalur
pendakian Welirang atau Arjuno searah. Dengan tingkat dakian yang
sangat ekstrim menanjak. Jarang jalan yang landai, sehingga stamina para
pendaki kecapekan. Atur barang bawaan seperlunya aagar tidak
menyulitkan ketika pendakian.
Pendakian biasanya dilakukan pada malam hari dari Pos Perijinan menuju
Pet Bocor ke Kopkopan. Karena selain hemat waktu, juga dapat meringankan
pendakian karena udara yang tidak panas ketika di siang hari, Dari
perjalanan di malam hari, sampai ke Kopkopam pagi hari. Jika jalan nya
cepat, di Kopkopan dapat menikmati sunrise diatas Kopkopan.
Perjalanan dari Kopkopan menuju Pondokan atau Pos 3 memakan waktu hampir
sama dari Pos Perijinan menuju Kopkopan. Mengenai tanjakan, melebihi
yang ada di jalur sebelumnya.
Tanjakan yang menguras stamina pendaki, ada juga jalur yang dinamakan Tanjakan Cinta versi Welirang tapi. Tanjakan yang lebih nanjak daripada Tanjakan Cinta di Semeru.
Diperjalanan menuju Pondokan, banyak cerita-cerita mistis menyelimuti atmosfer pendakian di Gunung Welirang-Arjuna ini.
Ada mitos mengenai gamelan. Jika pendaki mendengar suara gamelan,
sebaiknya jangan melanjutkan pendakian. Karena suara gamelan menandakan
raja Jin yang mengusai wilayah itu sedang mengadakan acara ngunduh
mantu. Jika pendakian diteruskan maka akan hilang (Dijadikan mantu oleh
Raja Jin).
Trek di jalur ini, baik jalur Welirang atau pun Arjuno, terdapat sedikit
penunjuk jalan. Tidak heran jika banyak pendaki yang belum pernah
melewati jalur ini merasa kebingungan dan terkadang tersesat di tengah
perjalanan.
Perjalanan normal sekitaran 4-6 jam tergantung kecepatan dan jumlah
pendaki. Jalanan berbatu dan berpasir serta menanjak membuat para
pendaki kecapekkan. Setelah perjalanan sekita 4-6 jam sampailah dipos
Pondokkan, Pondokkan berarti adalah seperti tempat bagi para penambang.
Banyak pondok-pondok yang terbuat dari kayu, beratapkan dedaunan.
Sampai di Pondokan , Kita bisa mendirikan tenda dan beristirahat sejenak
sembari menyiapkan tenaga untuk pendakian ke Welirang atau Arjuno.
Tancap gas ke pendakian. Jalur menuju Welirang masih lebih landai
daripada jalur ke Arjuno. Waktu berkisaran sekitar 3 jam dengan tanpa
membawa beban (Carrier). Rute perjalanan sama, terdapat sedikit
informasi jalan. Hanya ada plastik yng diikat diranting pohon oleh
pendaki sebelumya guna untuk membantu pendaki lain. Perjalanan setapak
melewati bebatuan dengan ditemani penambang yang membantu arah
pendakian.
Tidak bisa kami bayangkan, Mereka mampu bertahan dalam kondisi yang
sangat berat ini. Memanggul gerobak yang beratnya berkilo-kilo. Menarik
gerobak dengan beban belerang kurang lebih 170kg menuruni gunung
Welirang yang melebihi 3000 mdpl.
Betapa kuatnya Mereka, dengan hasil yang tidak seberapa.
Lanjut ke puncak...
Jalanan semakin mengecil, disebelah kiri jalur adalah jurang yang dalam.
Setelah melewati para Penambang, sampailah ke lereng puncak Gunung
Welirang. Disarankan diarea ini harus menggunakan masker, karena bau
belerang yang sangat kuat serta dapat membakar kulit wajah karena sinar
Matahari yang langsung ke arah wajah..
Puncak Welirang yang indah, hamparan pasir meluas dengan pemandangan
lautan awan menyerbak ombak-ombak. Diketinggian itu banyak para
penambang juga, Mereka tidak sedang menikmati alam, melainkan mengais
riski dengan menggali belerang.
Menurut saya keindahan Gunung Welirang ini, tidak kalah dengan puncak
Mahameru. Keindahan yang akan selalu saya syukuri karena dapat
mengunjungi dan meneguh kenikmatan alam yang sangat indah ini. Syukuri
alam ini dengan tidak mengotorinya. Syukuri alam ini dengan tidak
mengeksploitasinya dengan semena-mena. Agar alam dapat mengharmonikan
diri dengan Kita. Makhluk Tuhan yang diciptaakan untuk menyelaraskan
alam ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar