Kali ini saya mau sharing sedikit pengalaman saat jalan-jalan ke Rajabasa, salah satu gunung yang berada di Sumatera, tepatnya di daerah Kalianda, Lampung Selatan. Oiya, ini merupakan pengalaman pertama saya mendaki ke gunung di luar Pulau Jawa. hehe. Saya ngabolang ke sana bersama Ai, Mara, Aldi, dan Mas Haryanto. Biar nggak penasaran, langsung aja baca ceritanya. Let’s check it out!
14 November 2014
Pukul 21.00 WIB, sebelum berangkat menuju Pelabuhan Merak, saya dan team sepakat berkumpul dulu di kosanku. Packing dan share beban logistik yang akan dibawa serta mempersiapkan paket untuk adik-adik di Panti Asuhan Harapan Bangsa.
Kami tiba di Pelabuhan Merak sekitar pukul 11.00WIB. Selain nama-nama yang saya sebutkan di atas, ada juga Kang Ocid, Manson, dan Dede yang turut bergabung dalam trip ini. Setelah semua tim berkumpul, kami pun bergegas menuju Kapal. Perjalanan dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni memerlukan waktu sekitar 3,5 – 4 jam.
15 November 2014
Kami tiba di Bakauheni sekitar pukul 05.00 WIB. Setibanya di Bakauheni kami segera mengontak Bang Dayat, yang akan mengantarkan kita menuju Panti Asuhan Harapan Bangsa di Kalianda.
Oiya sebelum ngetrip, kami memutuskan untuk mampir ke Panti Sosial Harapan Bangsa, untuk menyampaikan sedikit titipan dari teman-teman untuk adik-adik kita di sana. Kami tiba di sana sekitar pukul 06.30 WIB. Setibanya di sana, kami disambut ramah oleh Bapak dan Ibu Pengurus Panti. Kami tidak berlama-lama di Panti, setelah titipan tersampaikan, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pemandian Way Belerang.
Belum ada satu pun di rombongan kami yang pernah mendaki ke Gunung Rajabasa.
Dari informasi yang saya baca dari blog dan catper orang, ada trek yang cukup membuat orang bingung. Sebelumnya saya telah mengontak Bang Iyan (Bastian Zani) untuk menemani kami ke Rajabasa.
Kami dan Bang Iyan sepakat untuk kumpul di Pemandian Way Belerang, Kalianda. Bang Iyan juga membawa beberapa orang temannya untuk ikut bergabung bersama kami.
Sekitar pukul 13.30 kami kembali melanjtkan perjalanan.Trek yang dilalui juga semakin menanjak.
Namun, tak perlu khawatir karena selama perjalanan kita akan dimanjakan oleh pemandangan garis pantai yang indah. Waktu semakin sore.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju pos 3 dan pos 4. Trek menuju kedua pos ini didominasi oleh vegetasi yang cukup rapat dan basah. Pos 3 dan pos 4 ini merupakan lahan datar yang tidak terlalu luas yang dikelilingi oleh pepohonan yang cukup lebat dan akar yang keluar menembus tanah.Setelah sarapan, repacking dan semua tim lengkap, kami pun memulai pendakian.
Gunung Rajabasa memiliki ketinggian 1.281 mdpl, namun untuk sampai di puncaknya kita memerlukan waktu sekitar tujuh sampai delapan jam (jalan santai). Tanya kenapa?? nanti akan terjawab dicatper ini..hehe
Dari Way Belerang kami melewati sebuah perkampungan kemudian menyusuri jalan setapak yang sudah ditembok yang merupakan akses menuju perkebunan cokelat dan kopi milik warga. Starting point pendakian ini sekitar 150 mdpl.
Medan yang dilalui cukup menanjak tapi masih banyak trek bonus. Jalur perkebunan kopi ini memiliki banyak jalan bercabang, sehingga bagi yang baru ke sini pertama kali kemungkinan akan bingung harus memilih jalan yang mana. Selain itu, posisi gunung yang dekat dengan pantai, membuat cuaca di sini sangat panas. Bisa dibayangkan baru berjalan beberapa menit, badanpun langsung basah kuyup bermandikan keringat.
Setelah berjalan hampir dua jam, kami pun
tiba di pos 1. Di sini kami beristirahat cukup lama, sekedar
cemal-cemil, shalat dan bersantai ria.
Di Pos 1 terdapat area yang cukup luas yang bisa menampung 3-4 tenda dome kapasitas 3 orang.
Di Pos ini juga terdapat sumber mata air
bersih yang bisa langsung digunakan. Mata air ini merupakan sumber air
terakhir sepanjang trek rajabasa, karena setelah melewati Pos 1 kita
tidak akan menemukan sumber air lagi.
Sebaiknya kita mengisi dan menyiapkan air yang cukup sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak.
Berbeda dengan trek menuju pos 3 ataupun pos 4, trek menuju pos 5 relatif lebih terbuka karena vegetasi yang tidak terlalu rapat. Untuk sampai di pos 5, kita akan melewati dua pohon besar yang berdiri kokoh secara berdampingan, mirip pintu gerbang.
Tak jauh dari sana, kita pun akan melihat pemandangan kawah Gunung Rajabasa yang sudah mengering dan konon katanya di sana terdapat sebuah batu, yang dikenal dengan nama “Batu Cukup”.
Kabarnya, berapapun banyak orang yang naik ke atas batu tersebut akan selalu cukup dan tertampung di atasnya. Saya sendiri tidak sempat mencoba naik ke batu tersebut meskipun lokasinya sangat dekat dengan puncak Rajabasa tempat kami ngecamp. Alasannya hanya satu, karena trek menuju situs Batu Cukup tersebut sangat rimbun dan basah. Yang lebih mengerikan karena sepanjang trek tersebut banyak pacetnya.
Pemandangan dari atas puncak Rajabasa begitu memesona. Betapa tidak, kita bisa menyaksikan garis pantai dan panorama laut yang membiru.
Meskipun kami tidak sempat mendapati moment matahari terbit, kami tetap bersyukur karena kami masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk kembali menyaksikan dan menikmati keindahal alam ciptaan-Nya dari atas sini.
Tak lupa kami mengambil beberapa foto untuk kenang-kenangan.. hehehe edisi bernarsis ria
Sekitar pukul 16.00 WIB, kami berhasil menginjakkan kaki di Puncak Rajabasa, dan ini merupakan puncak pertama yang berhasil saya daki di Pulau Sumatera. Alhamdulillah.
Pos 5 memang tidak terlalu luas, namun letaknya sangat amat dekat dengan puncak, hanya kurang dari 5 menit.
Di sini kita bisa mendirikan 2-3 tenda kapasitas 3 orang, sedangkan di puncak muat untuk mendirikan dua tenda.Tim JJS sepakat ngecamp di pos 5 sedangkan tim Bang Iyan ngecamp di puncak.
Sesampainya di puncak, kami langsung bagi-bagi tugas. Cowok-cowok bertugas mendirikan tenda, sedangkan saya dan Ai bertugas untuk memasak.
Setelah puas berfoto ria, kami bergegas untuk packing dan melakukan operasi semut bersih-bersih gunung. Sekitar pukul 10.00 WIB, kami turun meninggalkan puncak Rajabasa. Menjelang siang, tepatnya ketika kami sampai di pos 1, hujan pun turun cukup deras.
Namun kami tetap semangat dan saya sangat menikmati moment tersebut. Bang Iyan dan beberapa temannya sudah turun terlebih dahulu, sedangkan kami menyusul beberapa saat kemudian.
Usai mandi belerang, kami diajak Bang Iyan mampir ke basecamp Cicak Adventure yang lokasinya tidak jauh dari pemandian Way Belerang.
Sekitar pukul 16.30 WIB kami kembali
melanjutkan perjalanan menuju Bakauheni dan dilanjutkan perjalanan
menuju Merak dan Cilegon.
Alhamdulillah, waktu untuk turun relatif
lebih cepat. Kami hanya memerlukan waktu sekitar 4 jam. Sekitar pukul
14.00 kami sudah tiba di Pemandian Way Belerang.
Kami pun tak ingin melewatkan kesempatan
untuk merasakan sensasi berendam air panas belerang di sana. Lumayan
untuk relaksasi, kembali melenturkan otot-otot yang menegang setelah
melakukan perjalanan yang cukup melelahkan sekaligus membahagiakan.
hehe..
Special thanks to :
1. Jalan-jalan santai crew : Ai, Mara,
Aldi, Mas Har, Kang Ocid, Manson, dan Dede. terima kasih kalian sudah
berbagi kebahagiaan bersama.
- Bang Iyan and friends yang udah rela kita repotin.. jangan kapok ya kalo kita repotin lagi..hehe
- Bapak-Ibu Pengurus Panti Asuhan Harapan Bangsa yang sudah menerima kami dengan begitu hangat.
- semua pihak yang membantu kami menyukseskan pendakian ini
Tetap Ngabolang dan Salam Lestari!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar