Sabtu, 04 Juni 2016

Gunung Patah

Gunung Patah merupakan gunung berapi yg terletak di sebelah timur laut Gunung Dempo di Sumatera, Indonesia. Terhadap 1 Mei 1989 berjalan kegiatan fumarol ygberlangsung di dekat puncak gunung. Ruang tentu dari kawah & kapan terjadinya gunung belum didapati dengan cara tentu.
Sbg berita awal, Pendakian gunung patah sudah dirintis terhadap th 2002 oleh kami dgn sahabat yang lain(keseluruhan diwaktu itu tim arena lapang 9 orang + 5 manajemen tim). Pendakian cuma mencapai titik 1700- 2000 mdpl, belum akan mencapai target berupa danau, kawah & puncak patah di ketinggian 2817mdpl sebabberaneka ragam keterbatasan.
Gunung patah berada di kawasan hutan lindung Rajabendare dgn wilayah titik terdekat dari kota kecamatan yaitu kecamatan padang guci hulu & desa manau 9 (KabBengkulu Selatan, lebih kurang 6-7 Jam dari Prop. Bengkulu) yg berbatasan serta-merta bersama Provinsi Sumsel, gunung ini amat menarik sebab keragaman tipe satwa& tumbuhan yg ada di kawasan itu. & sampai kala belum ada data atau yg telah mencapai puncak gunung patah. Minimnya berita memang lah jadi hambatantersendiri, tapi kami berkeyakinan dgn kemajuan technologi tak ada aspek yg tak barangkali.
Aktivitas ini bukan sekedar akses buat pendakian seterusnya saja, tetapi lebih terhadap pendataan dengan cara umum flora & fauna yg berhabitat di sana. jalur ini (insya allah nantinya) di harapkan berikan penawaran adrenalin lain dari adventure alam liar Bengkulu. Informasi santer terdengar sekian banyak fauna agung masihlahbersi kukuh disana bahkan sang belangpun dikabarkan masihlah berkutat di lebatnya vegetasi seputar.
Konsep akses dimulai sejak tanggal 10 Mei sampai perkiraan 14 hri kedepannya.
Meeting Point yakni Provinsi Bengkulu terhadap tanggal 10 Mei 2015.
Ada dua mungkin start awal, yakni melanjutkan jalur 2002 yg dijamin kini telah tertutup lagi lantaran tak sempat diakses, atau mengawali jalur baru dari titik pendakian terdekat yg cendrung lebih “smooth” tapi lebih panjang.

Fasilitas dan Akomodasi Gunung Patah

Untuk fasilitas secara resmi masih belum tersedia di kawasan Gunung Patah, Namun jika anda membutuhkan angkutan atau rumah untuk menginap anda bisa menyewanya dari warga sekitar di kaki Gunung Patah.
Ada warung dan toko di sekitar rumah warga setempat yang menyediakan kebutuhan makanan dan minuman. Namun belum tersedia toko peralatan pendakian atau barang yang mendukung untuk aktifitas hiking.
Sebelum melakukan perjalanan wisata atau pendakian ke gunung ini anda sebaiknya mempersiapkan perbekalan dan peralatan yang akan anda butuhkan selama masa pendakian di rumah atau di kota besar yang bisa menyuplai kebutuhan anda. Agar anda bisa nyaman melakukan perjalanan liburan di Gunung Patah.

Tips Pendakian Gunung Patah

1. Rencanakan perjalanan anda dan lebih baik bertanya kepada petugas atau warga sekitar
2. Persiapkan Fisik dan mental untuk lamanya pendakian yang akan ditempuh
3. Pelajari setiap medan dan rute yang akan ditempuh agar tidak terjadi kesalahan
4. Pempersiapkan perlengkapan yang efektif dan berdaya guna besar
5. Mengatur manajeman logistik dan bahan makanan yang mencukupi
6. Memperoleh izin dan melapor pada pos pendakian yang tersedia
7. Membawa baju hangat dan kupluk, karena pada saat malam suhu akan menurun
8. Tidak merusak alam dan menjaga lingkungan sebaik-baiknya

Gunung Rajabasa 1228mdpl, Lampung Selatan

Hallo, ada yang pernah ke Gunung Rajabasa?
Way Belerang, Kalianda
Kali ini saya mau sharing sedikit pengalaman saat jalan-jalan ke Rajabasa, salah satu gunung yang berada di Sumatera, tepatnya di daerah Kalianda, Lampung Selatan. Oiya, ini merupakan pengalaman pertama saya mendaki ke gunung di luar Pulau Jawa. hehe. Saya ngabolang ke sana bersama Ai, Mara, Aldi, dan Mas Haryanto. Biar nggak penasaran, langsung aja baca ceritanya. Let’s check it out!


14 November 2014

Pukul 21.00 WIB, sebelum berangkat menuju Pelabuhan Merak, saya dan team sepakat berkumpul dulu di kosanku. Packing dan share beban logistik yang akan dibawa serta mempersiapkan paket untuk adik-adik di Panti Asuhan Harapan Bangsa.
Kami tiba di Pelabuhan Merak sekitar pukul 11.00WIB. Selain nama-nama yang saya sebutkan di atas, ada juga Kang Ocid, Manson, dan Dede yang turut bergabung dalam trip ini. Setelah semua tim berkumpul, kami pun bergegas menuju Kapal. Perjalanan dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheni memerlukan waktu sekitar 3,5 – 4 jam.
15 November 2014
Kami tiba di Bakauheni sekitar pukul 05.00 WIB. Setibanya di Bakauheni kami segera mengontak Bang Dayat, yang akan mengantarkan kita menuju Panti Asuhan Harapan Bangsa di Kalianda.
Oiya sebelum ngetrip, kami memutuskan untuk mampir ke Panti Sosial Harapan Bangsa, untuk menyampaikan sedikit titipan dari teman-teman untuk adik-adik kita di sana. Kami tiba di sana sekitar pukul 06.30 WIB. Setibanya di sana, kami disambut ramah oleh Bapak dan Ibu Pengurus Panti. Kami tidak berlama-lama di Panti, setelah titipan tersampaikan, kami pun melanjutkan perjalanan menuju Pemandian Way Belerang.
Paket untuk adik-adik
Belum ada satu pun di rombongan kami yang pernah mendaki ke Gunung Rajabasa.
Dari informasi yang saya baca dari blog dan catper orang, ada trek yang cukup membuat orang bingung. Sebelumnya saya telah mengontak Bang Iyan (Bastian Zani) untuk menemani kami ke Rajabasa.
Kami dan Bang Iyan sepakat untuk kumpul di Pemandian Way Belerang, Kalianda. Bang Iyan juga membawa beberapa orang temannya untuk ikut bergabung bersama kami.
Eksis dulu sebelum nanjak, di Way Belerang

Sekitar pukul 13.30 kami kembali melanjtkan perjalanan.Trek yang dilalui juga semakin menanjak.
Namun, tak perlu khawatir karena selama perjalanan kita akan dimanjakan oleh pemandangan garis pantai yang indah. Waktu semakin sore.
Kami pun melanjutkan perjalanan menuju pos 3 dan pos 4. Trek menuju kedua pos ini didominasi oleh vegetasi yang cukup rapat dan basah. Pos 3 dan pos 4 ini merupakan lahan datar yang tidak terlalu luas yang dikelilingi oleh pepohonan yang cukup lebat dan akar yang keluar menembus tanah.Setelah sarapan, repacking dan semua tim lengkap, kami pun memulai pendakian.
Gunung Rajabasa memiliki ketinggian 1.281 mdpl, namun untuk sampai di puncaknya kita memerlukan waktu sekitar tujuh sampai delapan jam (jalan santai). Tanya kenapa?? nanti akan terjawab dicatper ini..hehe
Dari Way Belerang kami melewati sebuah perkampungan kemudian menyusuri jalan setapak yang sudah ditembok yang merupakan akses menuju perkebunan cokelat dan kopi milik warga. Starting point pendakian ini sekitar 150 mdpl.
Medan yang dilalui cukup menanjak tapi masih banyak trek bonus. Jalur perkebunan kopi ini memiliki banyak jalan bercabang, sehingga bagi yang baru ke sini pertama kali kemungkinan akan bingung harus memilih jalan yang mana. Selain itu, posisi gunung yang dekat dengan pantai, membuat cuaca di sini sangat panas. Bisa dibayangkan baru berjalan beberapa menit, badanpun langsung basah kuyup bermandikan keringat.
Sumber Air di Pos 1

Setelah berjalan hampir dua jam, kami pun tiba di pos 1. Di sini kami beristirahat cukup lama, sekedar cemal-cemil, shalat dan bersantai ria.
Di Pos 1 terdapat area yang cukup luas yang bisa menampung 3-4 tenda dome kapasitas 3 orang.
Di Pos ini juga terdapat sumber mata air bersih yang bisa langsung digunakan. Mata air ini merupakan sumber air terakhir sepanjang trek rajabasa, karena setelah melewati Pos 1 kita tidak akan menemukan sumber air lagi.
Sebaiknya kita mengisi dan menyiapkan air yang cukup sebelum melanjutkan perjalanan menuju puncak.
Treknya terus menanjak meeeen!

Berbeda dengan trek menuju pos 3 ataupun pos 4, trek menuju pos 5 relatif lebih terbuka karena vegetasi yang tidak terlalu rapat. Untuk sampai di pos 5, kita akan melewati dua pohon besar yang berdiri kokoh secara berdampingan, mirip pintu gerbang.
Tak jauh dari sana, kita pun akan melihat pemandangan kawah Gunung Rajabasa yang sudah mengering dan konon katanya di sana terdapat sebuah batu, yang dikenal dengan nama “Batu Cukup”.
Kabarnya, berapapun banyak orang yang naik ke atas batu tersebut akan selalu cukup dan tertampung di atasnya. Saya sendiri tidak sempat mencoba naik ke batu tersebut meskipun lokasinya sangat dekat dengan puncak Rajabasa tempat kami ngecamp. Alasannya hanya satu, karena trek menuju situs Batu Cukup tersebut sangat rimbun dan basah. Yang lebih mengerikan karena sepanjang trek tersebut banyak pacetnya.
Gerbang menuju pos 5 sebelum Puncak Rajabasa
Pemandangan dari atas puncak Rajabasa begitu memesona. Betapa tidak, kita bisa menyaksikan garis pantai dan panorama laut yang membiru.
Meskipun kami tidak sempat mendapati moment matahari terbit, kami tetap bersyukur karena kami masih diberikan kesehatan dan kesempatan untuk kembali menyaksikan dan menikmati keindahal alam ciptaan-Nya dari atas sini.
Tak lupa kami mengambil beberapa foto untuk kenang-kenangan.. hehehe edisi bernarsis ria :D
View dari Puncak Rajabasa
Sekitar pukul 16.00 WIB, kami berhasil menginjakkan kaki di Puncak Rajabasa, dan ini merupakan puncak pertama yang berhasil saya daki di Pulau Sumatera. Alhamdulillah.
Pos 5 memang tidak terlalu luas, namun letaknya sangat amat dekat dengan puncak, hanya kurang dari 5 menit.
Di sini kita bisa mendirikan 2-3 tenda kapasitas 3 orang, sedangkan di puncak muat untuk mendirikan dua tenda.Tim JJS sepakat ngecamp di pos 5 sedangkan tim Bang Iyan ngecamp di puncak.
Sesampainya di puncak, kami langsung bagi-bagi tugas. Cowok-cowok bertugas mendirikan tenda, sedangkan saya dan Ai bertugas untuk memasak.
Yeeeay, we are here! at Puncak Rajabasa
Setelah puas berfoto ria, kami bergegas untuk packing dan melakukan operasi semut bersih-bersih gunung. Sekitar pukul 10.00 WIB, kami turun meninggalkan puncak Rajabasa. Menjelang siang, tepatnya ketika kami sampai di pos 1, hujan pun turun cukup deras.
JJS Team at Puncak Rajabasa
JJS Team at Puncak Rajabasa
Namun kami tetap semangat dan saya sangat menikmati moment tersebut. Bang Iyan dan beberapa temannya sudah turun terlebih dahulu, sedangkan kami menyusul beberapa saat kemudian.
Usai mandi belerang, kami diajak Bang Iyan mampir ke basecamp Cicak Adventure yang lokasinya tidak jauh dari pemandian Way Belerang.
Sekitar pukul 16.30 WIB kami kembali melanjutkan perjalanan menuju Bakauheni dan dilanjutkan perjalanan menuju Merak dan Cilegon.
Bawa turun sampahmu
Bawa turun sampahmu
Alhamdulillah, waktu untuk turun relatif lebih cepat. Kami hanya memerlukan waktu sekitar 4 jam. Sekitar pukul 14.00 kami sudah tiba di Pemandian Way Belerang.
Kami pun tak ingin melewatkan kesempatan untuk merasakan sensasi berendam air panas belerang di sana. Lumayan untuk relaksasi, kembali melenturkan otot-otot yang menegang setelah melakukan perjalanan yang cukup melelahkan sekaligus membahagiakan. hehe..
Special thanks to :
1. Jalan-jalan santai crew : Ai, Mara, Aldi, Mas Har, Kang Ocid, Manson, dan Dede. terima kasih kalian sudah berbagi kebahagiaan bersama.
  1. Bang Iyan and friends yang udah rela kita repotin.. jangan kapok ya kalo kita repotin lagi..hehe
  2. Bapak-Ibu Pengurus Panti Asuhan Harapan Bangsa yang sudah menerima kami dengan begitu hangat.
  3. semua pihak yang membantu kami menyukseskan pendakian ini
Tetap Ngabolang dan Salam Lestari!

Gunung Leuser

Pernahkah anda mendengar objek wisata yang satu ini ?. bagi anda yang belum mengenal lebih jauh mengenai objek wisata Taman Nasional Gunung Leuser, kali ini twisata.com akan mengulas mengenai objek wisata yang ada di Aceh ini.
TNGL adalah kepanjangan dari Taman Nasional Gunung Leuser yang oleh pemerintah Indonesia telah ditetapkan pada tahun 1980 sebagai wisata cagar alam. wisata ini juga merupakan salah satu dari paru - paru dunia dan sejak tahun 2004 sudah terdaftar di UNESCO sebagai salah satu tempat yang dijadikan situs warisan dunia ( Cagar Biosfir). Taman Nasional Gunung Leuser terletak di ketinggian 3404 m dpl, dengan suhu udara berkisar 21° – 28° C dengan luas lahan sekitar 1.094.692 hektar.
Apabila Anda mengunjungi tempat ini, Anda akan dapat menyaksikan berbagai macam keindahan alam mulai dari pantai, gunung, sungai, danau dan juga ada sumber air panas. disamping itu Anda juga bisa menyaksikan kehidupan baebagai macam satwa dan fauna yang kesemuanya adalah tergolong satwa dan fauna langkah dan dilindung. Beberapa contoh satwa langkah yang bisa anda temui disini seperti kucing hutan, orang hutan, harimau Sumatera, siamang, ular, rangkong, kupu-kupu, burung, badak Sumatera, gajah Sumatera, rusa  sambar dan kambing hutan. sedangkan untuk fauna seperti bunga raflesia, bunga raksasa “Rhizanthes  zippelnii” dan payung raksasa. tidak hanya itu Taman Nasional ini juga menyimpan kekayaan buah - buahan tropis seperti durian, rambutan, mangga, jeruk, alpukat, jambu biji dan juga pepaya. menarik bukan ?.

Sejarah Singkat Taman Nasional Gunung Leuser

Sekitar tahun 1920, seorang peneliti yang juga merupakan ahli geologi Belanda yang bernama F.C. Van Heurn diberikan ijin untuk melakukan penelitian dan juga mengexplorasi kekayaan alam minyak dan mineral di Aceh oleh Pemerintah Koloni Belanda. selama penelitian dia tidak menemukan kandungan mineral yang besar malah dia banyak bertemu dengan pemuka - pemuka adat yang ada disitu, yang menginginkan agar Pemerintah Koloni Belanda mempedulikan ekosistem yang ada di Gunung Leuse.
Keinginan tersebut disampaikan Van Heurn kepada Pemerintah Kolonial Belanda, kemudian dia berdiskusi dan mengajak pemuka - pemuka adat untuk mendesak Pemerintah Koloni Belanda agar dapat memberikan status gunung Leuser menjadi  kawasan konservasi. 
Keinginan dari masyarakat setempat tersebut terealisasi pada tanggal 6 Februari 1934, dengan adanya pertemuan Tapaktuan yang menghasilkan sebuah deklarasi yang diberi nama " Deklarasi Tapaktuan ". setelah pertemuan itu tepatnya 3 Juli 1934 dibentuk Suaka Alam Gunung Leuser yang memiliki luas 142.800 ha, dan kemudian berkembang menjadi Suaka margasatwa Kluet , Suaka Alam Langkat Selatan, Suaka Alam Langkat Barat dan Suaka Alam Sekundur.
Kemudian pada masa Pemerintahan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 10 Desember 1976 dibentuklah Suaka Margasatwa Kappi yang terletak di Aceh Tenggara dengan luas 150.000 ha. dan diikuti dengan dibentuknya Balai Pelestarian Alam Gunung Leuser. selang beberapa tahun tepatnya pada tanggal 6 Maret 1980 diresmikanlah keberadaan Taman Nasional Gunung Leuser oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Rute Perjalanan Ke Taman Nasional Gunung Leuser

Untuk dapat menuju ke Taman Nasional Gunung Leuser sangatlah mudah. Apabila Anda berasal dari luar sumatra Anda bisa menggunakan transportasi pesawat dan transit di Medan. Setelah sampai di Medan Anda bisa mencari transportasi Bus di terminal Pinang Baris untuk menuju Bukit Lawang - Sumatra Utara, dan di Bukit Lawang sinilah Anda akan memulai menyusuri keindahan Taman Nasional Gunung Leuser. Apabila Anda membutuhkan akomodasi penginapan di Bukit Lawang banyak terdapat penginapan yang bisa Anda sewa, dan harganya juga tidak terlalu mahal. beberapa penginapan yang bisa Anda sewa antara lain Jungle Inn, Jungle Tribe, Hostel Indra Inn, Bukit Lawang Cottages, Wisma Bukit Lawang Indah, Nora’s Homestay dan masih banyak lagi yang lain.

Kegiatan Yang Bisa Dilakukan di Taman Nasional Gunung Leuser

Kegiatan yang biasa dilakukan oleh pengunjung Taman Nasional Gunung Leuser adalah Hiking dengan menyusuri tempat - tempat yang alami di Gunung Leuser, jadi sangat disarankan untuk menyiapkan perlengkapan sebelum ketempat ini.
Banyak sekali pelajaran tentang alam yang bisa Anda peroleh di Gunung Leuser, karena disini nanti Anda akan benyak menemukan berbagai macam satwa dan fauna, Anda juga akan menemukan jenis monyet dengan rambut bergaya Mohawk yang bisa Anda beri makan langsung.
Tidak hanya itu di Gunung Leuser juga terdapat Gua Kelelawar, bentangan kebun karet, keindahan sawah yang semuanya dapat Anda kunjungi. Kemudian apabila Anda mengunjungi Desa Ketambe, Anda akan dapat merasakan sensasi meluncur dengan menggunakan ban di sungai Alas. Banyak sekali disekitar desa yang menyewakan Ban, jadi Anda tidak perlu kawatir tidak kebagian.
Kegiatan yang paling menantang di Gunung Leuser adalah pendakian ke Puncak Leuser, biasanya para pendaki akan memulainya di Desa Angasan yang merupakan titik awal pendakian ke Puncak Gunung Leuser. Waktu untuk menempuh pendakian biasanya antara 10 -14 hari perjalanan, jadi persiapan harus matang sebelum pendakian.

Kuliner Yang Ada di Taman Nasional Gunung Leuser

Kebanyakan untuk kuliner yang ada di sekitar Taman Nasional Gunung Leuser adalah kuliner khas dari Aceh seperti Mie Aceh, Sate Matang, Rujak Aceh dan lain - lain, selain itu juga banyak ditemukan berbagai masakan Padang

Tips Berwisata dan Pendakian Ke Gunung Leuser

Untuk mengunjungi Gunung Leuser dibutuhkan beberapa persiapan, agar perjalanan Anda akan menyenangkan dan tentunya tidak terjadi hal - hal yang tidak diinginkan, berikut ini Twisata akan membagikan tips untuk mengunjungi Taman Nasional Gunung Leuser.

1. Pilih Waktu Yang Tepat

Waktu yang tepat untuk mengunjungi tempat ini pada bulan Juni hingga Oktober dimana pada bulan tersebut kondisi cuaca adalah kemarau, apabila anda mengunjunginya pada musim penghujan dikuatirkan Anda akan tertahan ditempat - tempat yang ada di Gunung Leuser karena aliran sungai yang deras dan Anda tidak bisa melintas.

2. Mengubungi LPT Pusat Pengunjung Kawasan Ekowisata.

Daftarkan diri Anda ke LPT Pusat Pengunjung Kawasan Ekowisata agar nantinya data pengunjung bisa tercover, sehingga apabila terjadi hal - hal yang tidak diinginkan bisa langsung terdeteksi dan ditangani.

4. Gunakan Pemandu Lokal.

Kawasan Taman Nasional Gunung Leuser merupakan kawasan hutan liar, dimana bagi Anda yang baru mengunjungi tempat ini akan kesulitan untuk menentukan rute perjalanan yang akan diambil. jadi disarankan untuk Anda menggunakan Pemandu lokal untuk bisa mengantar Anda menikmati keindahan alam Gunung Leuser.

5. Persiapkan Perlengkapan Pribadi dan Obat - Obatan.

Perlengkapan pribadi yang dimaksut diantaranya Tas anti air, Tas harian kecil, Ransel besar, Sleeping bag, Senter, Teropong, Tenda, Baju Hangat, Kaos Kaki, Sepatu Bot yang ringan, Perlengkapan Masak dan Bahan Makanan
Untuk obat - obatan Anda bisa membawa Obat Anti Diare, Pil Malaria, Obat Anti Flu obat, Pembasmi serangga, krim sunblock, Antibiotik, Garam Dehidrasi, vaksinasi Tetanus .
Itulah ulasan singkat mengenai Taman Nasional Gunung Leuser Objek Wisata Memukau Di Aceh, semoga ulasan tadi bisa menambah informasi, khususnya bagi Anda yang akan mengunjungi Taman Nasional Gunung Leuser.

https://www.twisata.com/taman-nasional-gunung-leuser-objek-wisata-memukau-di-aceh/

Pendakian Gunung Sorik

Pada akhir tahun 2011 kemarin saya dan rekan-rekan dari Kelompok Pecinta Alam FORESTER dimana saya merupakan salah satu pendirinya melakukan pendakian ke Sorik Marapi. Sorik Marapi adalah sebuah gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Batang Gadis, secara administratif berada di Desa Sibanggor Julu,Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Sorik Marapi merupakan gunung berapi aktif yang berketinggian 2.145 meter.
Di puncaknya terdapat sebuah danau vulkanik. Gunung ini tercatat pernah meletus sebanyak tujuh kali. Masing-masing pada tahun 1830, 1879, 1892, 1893, 1917, 1970, 1986 dan terakhir pada tahun 1987. Pada letusan terakhir, Sorik Marapi memuntahkan debu dan lahar panas yang mengalir sampai ke Kabupaten Pasaman di Sumatera Barat.Gunung Sorik Marapi adalah salah satu gunung yang masuk dalam kategori aktif normal, oleh karena itu gunung ini terus diamati aktifitasnya. Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Sorik Marapi terletak di Desa Sibanggor Tonga Kecamatan Puncak Sorik Marapi.
Pendakian ini dilakukan untuk mengisi kegiatan akhir tahun. Sebenarnya saya yang pertama kali menggagas pendakian ini bersama teman-teman dari Tim lain. Tapi jauh hari sebelum pendakian gaung mulai terdengar merdu sehingga banyak yang berminat untuk ikut. Karena berbagai macam pertimbangan diantaranya saya tidak mungkin sanggup menangani 30an orang sendirian. Akhirnya saya putuskan melakukan pendakian bersama KPA FORESTER. Sebenarnya saya bisa saja menolak peserta yang begitu banyak, tapi tingkan toleransi saya masih lumayan tinggi. Mengingat kemauan mereka yang begitu besar ingin ke puncak Sorik Marapi.
Berangkat dari Padangsidimpuan hari jumat 29 Desember pukul 2 siang menggunakan mobil bus carteran. Sepanjang jalan di dalam bus suasana cita suka tercipta. Namun begitu ada juga yang tidur ditengah-tengah lantunan lagu dan alunan gitar yg riang. Sungguh suasana perjalanan yang menyenangkan.
Singkat cerita, bus yang kami tumpangi telah memasuki Desa Sibanggor Julu. Ada yang unik di desa ini, atap rumah tidak ada yang terbuat dari seng melain atap ijuk (Sabut hitam pohon aren). Terkesan tradisional dan asri. Dibuat demikian bukanlah tanpa tujuan, melainkan karena desa ini berada di kaki gunung sorik marapi atap yang terbuat dari seng akan mengalami korosi (berkarat) karena guguran abu yang mengandung asam tinggi dari puncak sorik marapi. Itu sebabnya ijuk di pilih warga sebagai atap rumah.
Segera setelah turun dari bus, beberapa orang menuju rumah kepala desa Sibanggor Julu untuk meminta izin. Sebenarnya beberapa hari sebelum berangkat kami sudah menghubungi kepala desa tersebut via HP. Sehingga kedatangan kami sudah ditunggu. Kepala desa mengarahkan agar kami bermalam di balai desa. Lumayanlah bisa istirahat tenang dan mengumpulkan tenaga untuk pendakian esok.
Tapi apa lacur, berniat ingin cepat tidur setelah makan malam malah akhirnya tertunda karena mendapat kabar yang tidak sedap yang membuat mental kawan-kewan termasuk saya sedikit drop. Hasil negosiasi dengan Kepala Desa ternyata membuahkan hasil yaitu perempuan tidak bisa naik sampai kepuncak karena aturan adat melarang. Sungguh aturan yang aneh dan baru ini saya temui. Mengingat kami adalah tamu di desa tersebut maka aturan tersebut kami patuhi.
Rapat dadakan di adakan untuk mencari solusi. Rapat tersebut menghasilkan solusi berupa. Tim dipecah menjadi dua. Satu tim yang beranggotakan perempuan dan beberapa laki-laki di alihkan menuju air terjun. Sedangkan sisanya tetap menuju puncak.
Paginya setelah semua sarapan pagi. Sekitar pukul 9 pagi tim bersiap memulai kegiatan. Tim air terjun dan tim puncak sama-sama berangkat karena jalurnya sama. Berjalan beriringan sehingga membentuk barisan panjang menapaki terjalnya jalan yang dihalangi batu-batu besar. Track awal ini adalah penentu keberhasilan mendaki sampai ke puncak. Karena di Track awal medan pendakian amat terjal berupa tanjakan yang amat curam dan panjang. Kita dituntut harus berjalan perlahan untuk menghemat tenaga agar tidak kehabisan tenaga sampai ke puncak.
Kira-kira setengah jam berjalan, sampailah di bekas tambang belerang yang sudah tidak produktif lagi. Disinilah tim air terjun dan tim puncak berpisah. Sementara saya ada di tim puncak. Setelah melewati tambang belerang tersebut tim puncak memasuki kawasan hutan TNBG (Taman Nasional Batang Gadis). Kami menyebut ini gerbang, mengapa? Karena inilah batas lahan garapan masyarakat dengan kawasan TNBG. Disinalah salah satu teman saya mengumandangkan adzan. Karena menurut kepercayaan warga sekitar,mengkumandangkan adzan adalah sebagai pertanda kita masuk kawasan hutan ini. Konon ceritanya di gunung ini ada kerajaan jin yang sering mengganggu para pendaki terutama perempuan. Mungkin itulah sebabnya perempuan tidak di izinkan naik ke puncak.
Perjalanan terus dilanjutkan, tanjakan terjal jalan licin dan lembab khas hutan tropis indonesia tetap dilalui. Canda tawa, keluhan karena lelah dan raut muka yang pucat pasi disertai cucuran keringat tampak di kami. Walaupun begitu, semangat untuk sampai ke puncak tetap menggelora yang membangkitkan semangat. Pohon-pohon besar dan rimbun tampak dikanan dan kiri jalan setapak yang kami lalui.
Hal yang tidak di inginkan terjadi, di pertengahan perjalanan persediaan air minum habis. Ini adalah bencana kecil bagi kami, karena alam meyediakan semua. Beruntunglah kami menemukan rotan, dipotonglah rotan itu kemudian air yang menetes langsung saja di teguk untuk sekedar membasahi tenggorokan yang kering. Ini adalah kesekian kalinya minum air dari tumbuhan ini. Rasanya tawar dan segar. Hampir sama dengan rasa air putih biasa. Sungguh alam memang sahabat terbaik.
Sepanjang jalur pendakian, saya melihat pita merah yang diikatkan di ranting-ranting pohon. Ini adalah pertanda jalur pendakian yang dibuat petugas agar pendaki tidak keluar jaur. Satu yang disayangkan, dijalur pendakian saya melihat banyak sampah plastik bekas makanan. Hal ini tentu saja merusak pandangan. Lain halnya dengan kami, kami selalu menerapkan peraturan yang berlaku mutlak dalam diri tiap anggota agar tidak membuang sampah di alam. Sampah bekas bungkus makanan ataupun minuman di kantongi untuk dibawa turun.
Setelah melalui hutan dengan pohon-pohon besarnya. Kami memasuki daerah yang ditumbuhi tumbuhan sejenis pandan raksasa. Dengan daunnya yang panjangnya sekitar 2 meter dan berduri dikedua sisinya. Disini suhu udara mulai terasa dingin. Itu pertanda kami sudah mendaki lumayan tinggi. Cukup lama juga kami melewati pandan-pandan raksasa ini. Kadang kala saya harus merelakan tangan saya tertusuk atau bahkan tersayat duri. Diketinggian tumbuhan didominasi hanya tumbuhan ini saja, tidak tampak pohon jenis lain.
Gunung Sorik MarapiKawah aktif Gunung Sorik Marapi dengan warna yang selalu berubah
Setelah sekian waktu melewati hutan pandan raksasa sampailah kami di tempat yang hanya ditumbuhi tumbuhan perdu khas dataran tinggi. Tumbuhan ini tumbuh di tanah berbatu dan hanya setingi 50-80 cm dari tanah. Terus saja melewati daerah tersebut dengan track yang sempit dan sesekali harus merayap melewati celah di antara rimbunnya pohon perdu tersebut sampailah di temapat yang lumayan terbuka. Dari sini puncak gunung Sorik marapi sudah tampak terlihat dengan asap belerangnya putihnya yang menyembul keluar. Melihat hal tersebut semangat kami yang mulai pudar kembali bangkit. Jalur menanjak di bebatuan kecil yang tidak stabil, kadang kala hendak jatuh karena batu kerikil tersebut ketika di pijak meluncur ke bawah. Di tempat ini hanya ada hamparan batuan kerikil tajam, tak terlihat tumbuhan barang satupun disini. Dengan sisa-sisa tenaga yang tersisa saya terus berjalan mendaki menapaki jalan terjal berbatu hingga samapailah di puncak Gunung Sorik Marapi. Kami sampai di puncak sekitar pukul satu siang, itu artinya untuk mendaki gunung ini membutuhkan wakatu pendakian empat jam. Puncak impian yang dengan susah payah ku daki untuk sekedar menapakkan kaki di atasnya sembari menikmati pemnadangan yang tersaji. Dari puncak nampak hamparan danau vulkanik yang airnya berwarna hijau keputihan. Air danau tampak asap tipis menandakan airnya yang panas. Disisi pinggiran danau tersebut ada beberapa titik yang mengepulkan asap putih berbau belerang. Inilah kawah gunung Sorik Marapi “inilah Danau tertinggi di Sumatera Utara”. Dari kawah inilah pada tahun 1987 memuntahkan debu dan lahar panas yang mengalir sampai ke Kabupaten Pasaman di Sumatera Barat yang berjarak puluhan kilometer.

Dipuncak Gunung Sorik Marapi, dibelakang saya adalah kawah induk dengan airnya yang kehijauan
belakang saya dalah kawah Sorik marapiTakjub, terkesima dan terharu rasanya setelah berhasil mencapai puncak. Dari puncak saya dapat memandang luas ke segala arah tanpa penghalang apapun. di kejauhan tampak Desa Sibanggor Julu tempat kami bermalam sebelumnya. Rumah-rumah tampak kecil dari puncak sini, tapi atap ijuk yang berwarna hitam tetap tampak. Inilah puncak impian yang berhasil ku daki setelah setahun sebelumnya gagal mendaki kesini karena beberapa faktor. Sungguh indah ciptaan Allah, pemandangan yang tersaji seakan menghipnotis tubuh sehingga capek dan lelah sudah tidak terasa lagi. Jerih payah mendaki terbayar ketika sudah sampai di puncak. Mungkin inilah jawaban dari pertanyaan orang yang sering bertanya kepada saya tentang apa tujuanku naik gunung. Kepuasan batin yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata, hanya bisa dirasakan sendiri ketika menjalaninya.

Team puncak yang sampai ke puncak
Setelah puas memandangi hamparan pemandangan luas dan mengabadikan moment tersebut dalam bentuk foto dan video kami teruskan perjalanan. Berjalan melewati bibir kawah yang batuan kerikilnya labil, salah melangkah atau terpeleset nyawa jadi taruhannya karena tercebur ke dalam kawah danau vulkanik yang airnya panas. Kami berjalan memutari bibir kawah hingga sampailah di cekungan yang dala dan luas bekas danau yang airnya sudah mengering. Menuruni cekungan tersebut kemudian samapai di dasar bekas danau tersebut untuk makan siang. Disana ada sumber mata air, setelah saya minum rasa air tersebut sangat aneh antara rasa asam dan agak kelat di lidah di tambah bau belerang. Warga sekitar mengatakan air tersebut aman untuk di minum bahkan dipercaya sebagai obat.
Gunung Sorik Marapi 
Kawah Gunung Sorik Marapi
Selesai makan siang dan beristirahat sebentar kamu naiki cekungan bekas danau tersebut. Kemudian berjalan memutari kawah, suhu udara disini sangat dingin. Jari-jari tangan sampai tidak terasa karena beku, di tambah angin yang bertiup cukup kencang. Dipinggiran danau kembali saya dan rekan-rekan lainnya kembali berfoto ria. Tanpa terasa sudah 2 jam kami berada di puncak. Dengan mempertimbangkan waktu yang sudah menunjukan pukul tiga sore kami bergegas menapaki jalan pulang yang menurun. Begitu seterusnya sampai akami tiba di base camp (balai desa) pukul enam sore. Setelah sampai di balai desa rekan-rekan dari tim air terjun menyambut kedantangan kami. Acara malam itu bisa di bilang sebagai malam keakraban, dimana canda gurau kembali tercipta dan celoteh cerita perjalanan tim puncak dan tim air terjun sebagai bahan tertawaan manakala ada kisah lucu di ungkapkan. Setelah semua itu, kami semua tidur dalam senyap dan dinginnya malam untuk keesokan harinya pulang ke Padangsidimpuan.
Nb: Pendakian Gunung Sorik Marapi inilah yang mengilhami saya untuk menggapai tiga puncak gunung berapi di Sumatera Utara. Dari sinilah ide Expedition Three Summit North Sumatera Muncul.

 https://bocahrimba.wordpress.com/2012/02/09/pendakian-gunung-sorik-marapi-untuk-menggapai-danau-tertinggi-di-sumatera-utara/

Gunung Dempo

Untuk mencapai desa terdekat, terlebih dahulu anda harus mencapai kota Pagar Alam, kurang lebih 7 jam perjalanan darat dari Palembang.Dari ibukota Sumsel ini tersedia banyak bus ke arah Pagar Alam, salah satunya dengan menggunakan bus Dharma Karya. Atau apabila anda dari Jakarta, sebelumnya dapat menumpang bus jurusan Bengkulu atau Padang, dan turun di Lahat.
Kota Pagar Alam, memang sesuai dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang tegak menggapai langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari. Oleh karena itu sangat tepat bila bermalam dulu di kota ini, disini banyak tersedia losmen atau motel. Budaya kota yang sudah berbaur dari berbagai suku baik pendatang maupun asli menciptakan kedamaian yang anda tidak peroleh di kota-kota besar.
Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil/taksi untuk jurusan Pabrik Teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di Pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo, yang dapat memakan waktu lebih dari 20 menit, karena jalannya cukup terjal, berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau.
Dusun VI, biasa disebut, dari sini anda harus melaporkan diri/bersilahturahmi dengan kepala keamanan desa, Wamin namanya. Di desa ini pula ada baiknya terlebih dahulu beristirahat sambil mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Hanya sayang, jangan berharap kebutuhan logistik anda dapat dipenuhi disini, warung yang ada sangat kecil, itupun cuma satu. Maklum rata-rata yang tinggal di sini adalah buruh pemetik teh, yang rata-rata berasal dari pulau Jawa. Kalau boleh anda tahu, ketinggian altitude disini mencapai 1200 mdpl. Jadi anda tinggal mendaki 1900 meter lagi untuk mencapai puncak Dempo.
Pendakian yang baik, sekitar jam 10 pagi, selain anda dapat menikmati indahnya susunan bukit barisan, perjalanan akan sedikit santai, tidak dikejar waktu. Satu jam pertama, hanya kebun teh dan kebun perdu yang dijumpai sebelum memasuki pintu hutan. Jalur sangat terjal dan licin bila hujan. Hutan yang dilewati sangat lebat dan padat sampai puncak Dempo. Tiga jam dari mulut hutan, puncak pertama dapat dicapai. Dempo memiliki dua puncak, yang satunya lagi dinamakan puncak Api.
Anda bisa mendirikan kemah diantara dua puncak itu, karena disana tersedia mata air dan cukup terlindung bila ada badai. Lagi pula sayang bila anda tidak menikmati sunrise dari sana. Perjalanan turun hanya memakan waktu dua jam. Bila kemalaman anda bisa menginap di Dusuun VI, dengan terlebih dahulu minta izin kepala keamanan di sana.
Gunung Dempo seperti merupakan salah satu target pendakian. khusus orang sumatera (palembang, bengkulu, lampung dan sekitarnya) mendaki gunung ini sudah hal yang biasa karena gunung ini memang ramai dikunjungi oleh para pendaki yang berasal dari daerah sekitarnya.

Jalur menuju ke puncak gunung inipun sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekedar berhiking ria. gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan. Tetapi karena jalannya yang lembab di gunung ini seperti juga gunung kaba terdapat banyak pacet yang dijumpai di perjalanan menuju puncak sehingga pendaki harus berhati-hati dan selalu memeriksa keadaan badan.
Pendakian Gn.Dempo dimulai dari ibukota Kecamatan Pagar Alam dari sini pendakian diteruskan menuju PTPN III yang juga menjadi salah satu titik awal pendakian dengan menggunakan angkutan lokal carteran atau dengan berjalan kaki langsung selama sekitar 2 jam sampai di pintu masuk PTPN-III.
Dari kawasan perkebunan ini pendaki dapat bertanya ke penduduk setempat tentang jalur tunggal menuju ke puncak Dempo. setelah sekitar 8 - 10 jam perjalanan pendaki dapat mencapai puncak dempo dan dapat juga bermalam di puncak karena kawasan puncak gunung ini cukup baik untuk melakukan point (camp). untuk tambahan bahwa kondisi puncak Dempo sedikit identik dengan Gn.Gede-Pangrango dimana terdapat mata air dan Gn.Dempo memiliki dua puncak yang satunya bernama puncak api. 

Misteri Gunung Sinabung



gunung_sinabung_meletus_keluarkan_abu_vulaknik_mengapaGunung sinabung, mengutip wikipedia, Gunung Sinabung (bahasa Karo: Deleng Sinabung) adalah gunung api di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Indonesia. Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi di provinsi itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.460 meter.
gunung_sinabung_meletus_29_8_2010_membentuk_22
Gunung ini tidak pernah tercatat meletus sejak tahun 1600, tetapi mendadak aktif kembali dengan meletus pada tahun 2010. Letusan terakhir gunung ini terjadi sejak September 2013 dan berlangsung hingga kini.

Daftar Letusan Gunung Sinabung


sinabung_meletus_29_8_2010
Agustus 2010

Pada 27 Agustus 2010, gunung ini mengeluarkan asap dan abu vulkanis. Pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB , gunung Sinabung mengeluarkan lava. Status gunung ini dinaikkan menjadi Awas. Dua belas ribu warga disekitarnya dievakuasi dan ditampung di 8 lokasi. Abu Gunung Sinabung cenderung meluncur dari arah barat daya menuju timur laut.Sebagian Kota Medan juga terselimuti abu dari Gunung Sinabung.
September 2010

gunung_sinabung_meletus_republika_co_idPada tanggal 3 September, terjadi 2 letusan. Letusan pertama terjadi sekitar pukul 04.45 WIB sedangkan letusan kedua terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Letusan pertama menyemburkan debu vuklkanis setinggi 3 kilometer.Letusan kedua terjadi bersamaan dengan gempa bumi vulkanis yang dapat terasa hingga 25 kilometer di sekitar gunung ini.
Bergemuruh, Gunung Sinabung Meletus LagiPada tanggal 7 September, Gunung Sinabung kembali metelus. Ini merupakan letusan terbesar sejak gunung ini menjadi aktif pada tanggal 29 Agustus 2010. Suara letusan ini terdengar sampai jarak 8 kilometer. Debu vulkanis ini tersembur hingga 5.000 meter di udara.
Letusan 2013—14

Gunung Sinabung memancarkan abu vulkanikPada tahun 2013, Gunung Sinabung meletus kembali, sampai 18 September 2013, telah terjadi 4 kali letusan. Letusan pertama terjadi ada tanggal 15 September 2013 dini hari, kemudian terjadi kembali pada sore harinya. Pada 17 September 2013, terjadi 2 letusan pada siang dan sore hari. Letusan ini melepaskan awan panas dan abu vulkanik.Tidak ada tanda-tanda sebelumnya akan peningkatan aktivitas sehingga tidak ada peringatan dini sebelumnya. Hujan abu mencapai kawasan Sibolangit dan Berastagi. Tidak ada korban jiwa dilaporkan, tetapi ribuan warga pemukiman sekitar terpaksa mengungsi ke kawasan aman.
Akibat peristiwa ini, status Gunung Sinabung dinaikkan ke level 3 menjadi Siaga. Setelah aktivitas cukup tinggi selama beberapa hari, pada tanggal 29 September 2013 status diturunkan menjadi level 2, Waspada. Namun demikian, aktivitas tidak berhenti dan kondisinya fluktuatif.asap-letusan-gunung-sinabung_viva_co_id
Memasuki bulan November, terjadi peningkatan aktivitas dengan letusan-letusan yang semakin menguat, sehingga pada tanggal 3 November 2013 pukul 03.00 status dinaikkan kembali menjadi Siaga. Pengungsian penduduk di desa-desa sekitar berjarak 5 km dilakukan.
Letusan-letusan terjadi berkali-kali setelah itu, disertai luncuran awan panas sampai 1,5 km. Pada tanggal 20 November 2013 terjadi enam kali letusan sejak dini hari. Erupsi (letusan) terjadi lagi empat kali pada tanggal 23 November 2013 semenjak sore, dilanjutkan pada hari berikutnya, sebanyak lima kali. Terbentuk kolom abu setinggi 8000 m di atas puncak gunung. Akibat rangkaian letusan ini, Kota Medan yang berjarak 80 km di sebelah timur terkena hujan abu vulkanik. Pada tanggal 24 November 2013 pukul 10.00 status Gunung Sinabung dinaikkan ke level tertinggi, level 4 (Awas).Penduduk dari 21 desa dan 2 dusun harus diungsikan.
sinabung_erupsi_lagi_1_2_2014Status level 4 (Awas) ini terus bertahan hingga memasuki tahun 2014. Guguran lava pijar dan semburan awan panas masih terus terjadi sampai 3 Januari 2014. Mulai tanggal 4 Januari 2014 terjadi rentetan kegempaan, letusan, dan luncuran awan panas terus-menerus sampai hari berikutnya. Hal ini memaksa tambahan warga untuk mengungsi, hingga melebihi 20 ribu orang.
sinabung_meletus_bawa_korban_1_2_2014
Setelah kondisi ini bertahan terus, pada minggu terakhir Januari 2014 kondisi Gunung Sinabung mulai stabil dan direncanakan pengungsi yang berasal dari luar radius bahaya (5 km) dapat dipulangkan. Namun demikian, sehari kemudian 14 orang ditemukan tewas dan 3 orang luka-luka terkena luncuran awan panas ketika sedang mendatangi Desa Suka Meriah, Kecamatan Payung  yang berada dalam zona bahaya I.

Rentetan G. Sinabung Meletus 29-Agustus-2010


gunung_sinabung_meletus_republika_co_id(Gunung Sinabung meletus, sumber youtube)


sinabung_meletus_29_8_2010Perjalanana berita yang runtun didapatkan dalam media detik.com urut waktu kejadian seperti dibawah ini
Jumat 27/08/2010 (wib)
  1. 20:33  Gunung Sinabung Keluarkan Asap, Penduduk Kabupaten Karo Panik
  2. 22:37  Gunung Sinabung Berasap, Warga 15 Desa Kabupaten Karo Mengungsi
Sabtu 28/08/2010 (wib)
  1. 00:29  PVMBG: Ada Aktivitas, Namun Kecil Kemungkinan Gunung Sinabung Meletus
  2. 01:39  PVMBG Imbau Warga Dekat Gunung Sinabung Tak Panik, Cukup Pakai Masker
  3. 09:53  Gunung Sinabung Masih Berasap, Warga Masih Takut Pulang ke Rumah
  4. 16:26  Gunung Sinabung Berasap Lagi, Warga Desa Sukanalu Mengungsi
PVMBG: Ada Aktivitas, Namun Kecil Kemungkinan Gunung Sinabung Meletus

Medan – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) membenarkan ada aktivitas vulkanik yang terjadi di Gunung Sinabung. Namun, kecil kemungkinan gunung tersebut meletus. Dijelaskan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono ketika berbincang dengan detikcom, Jumat (27/8/2010), bahwa di Sumatera Utara terdapat 4 gunung berapi berdekatan letaknya.
Yaitu Gunung Pusuk Bukit yang bertipe C, Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung bertipe B serta Gunung Sorik Marapi bertipe A. “Artinya tipe B, gunung api yang sejak tahun 1600 tidak dikenali letusannya. Bahwa di situ ada manifestasi sulfatara (belerang) dan fumarol (asap/uap air), karena gunung api tersebut aktif, dengan tipe B. Artinya gunung api itu dikategorikan tidak berbahaya,” ujar Surono.
Sedangkan gunung berapi tipe A, adalah gunung berapi yang pernah meletus sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600. Dan gunung api tipe C adalah gunung berapi yang tidak diketahui pernah meletus dalam sejarah namun ada aktivitas sulfatara dan fumarol yang lemah. Karena itu, PVMBG tidak melakukan pemantauan yang terus menerus seperti yang dilakukan terhadap Gunung Sorik Marapi.
Nah, keluarnya asap dari Gunung Sinabung, Surono menjelaskan ada hujan lebat sebelumnya di kawasan itu. “Air banyak masuk di kawah Sinabung. Air kemudian menjadi uap air bertekanan tinggi dan membawa material berupa abu. Lantas angin membawa abu ke arah Tenggara, karena bukaan kawah Sinabung ke Tenggara,” jelas Surono.
Surono menegaskan asap dari Gunung Sinabung ini sama sekali tidak berbahaya, tidak seperti ‘wedhus gembel’ atau awan panas yang pernah keluar dari Gunung Merapi di Yogyakarta.
Minggu 29/08/2010 (wib)

Beberapa Saat Setelah Dinyatakan Kecil Kemungkinan Meletus, Ternyata Malah Meletus dan Membuat Warga Kaget


gunung_sinabung_meletus_29_8_2010_membentuk_22
  1. 00:04  Puncak Gunung Sinabung Pancarkan Api, Warga Panik
  2. 01:01  Gunung Sinabung Meletus, Warga Diminta Ikuti Instruksi Petugas
  3. 02:07  Belum Dievakuasi, Penduduk Desa Kuta Gugung Panik & Bingung
  4. 04:04  Debu Gunung Sinabung Mulai Dirasakan di Deli Serdang
  5. 14:55  Gunung Sinabung MeletusRute Penerbangan Tertutup Debu, Pesawat Dirut PLN Balik ke Medan
  6. 15:19  Pesawat Dahlan Iskan Balik karena Rute Terbang Lewati Awan Panas
Bergemuruh, Gunung Sinabung Meletus LagiSenin, 30/08/2010
  1. 06:51  Gunung Sinabung Meletus Lagi, Warga Panik
  2. 07:08  Gunung Sinabung Mengeluarkan Lahar Panas Disusul Ledakan 4 Kali
Secara runtun dan runut berita diatas, memenunjukkan sebuah peristiwa meletusnya gunung sinabung, dimedia lain hal itu disebutkan sebagai “Gunung Sinabung di kawasan Kabupaten Karo, Sumut, kemarin (29/8), tepatnya pukul 00.08, meletus. Letusan terjadi dua kali. Lahar panas juga mulai turun ke kaki gunung. “ [jawapos]

Gunung Sinabung Meletus tiba tiba, Mengapa Tepat 29-Agustus-2010 ?


gunung_sinabung_meletus_29_8_2010_membentuk_22Gunung tsb yang oleh badan resmi memiliki kemungkinan kecil meletus, akhirnya benar-benar meletus, menunggu saat yang tepat yaitu tgl 29-agustus-2010
asap-letusan-gunung-sinabung_viva_co_id(sumber gambar vivanews.co.id)
Dari koordinasi itu ditetapkan bahwa Gunung Sinabung sebagai gunung bertipe “B” atau tidak memiliki karakter meletus secara magnetik. Namun, gunung tersebut harus dipantau sepanjang hari untuk mengamati perkembangan yang terjadi. Pada pukul 19.00-24.00, keberadaan asap dari bawah tidak terpantau sehingga disimpulkan bahwa Gunung Sinabung tidak menunjukkan peningkatan aktivitas.

Namun, tanpa diduga sama sekali, gunung itu menunjukkan peningkatan aktivitas yang ditandai dengan suara gemuruh pada Minggu (29/8/2010) pukul 00.08.

Dengan adanya peningkatan kegiatan itu, pada pukul 00.10, evakuasi atau pengungsian pengungsian dilakukan terhadap warga yang berada di sekitar Gunung Sinabung. Pada pukul 00.12 terlihat letusan asap dengan ketinggian 1.500 meter dan abu hitam disertai lontaran lava pijar ke arah barat daya dan selatan serta jatuhan abu halus piroklastik. Semburan lava pijar itu juga menyebabkan puncak hingga sekitar dua pertiga lereng Gunung Sinabung terbakar. Letusan utama terjadi antara 10 dan 15 menit. Titik api masih terlihat hingga pukul 02.00 pada ketinggian 1.200 dan 1.400 meter. Pada pukul 02.40, titik api terlihat padam dan tumpukan abu putih kotor terlihat di Dusun Simacem, Desa Bekerah, yang berlokasi sekitar 4 km dari Puncak Gunung Sinabung. Abu tersebut memiliki ketebalan tiga sentimeter. Setelah itu, cuaca terlihat cerah dan Gunung Sinabung mulai terlihat jelas mulai pukul 03.00. Meski demikian, asap tipis masih terlihat hingga pukul 06.00.

https://thephenomena.wordpress.com/kode-aneh-gempa-bumi-bencana-di-indonesia/misteri-gunung-sinabung/

SERUNYA MENDAKI GUNUNG KERINCI

Gunung Kerinci dengan ketinggian 3805 mdpl, merupakan puncak gunung tertinggi di pulau Sumatera juga merupakan puncak ‘Gunung berapi tertinggi di Indonesia’  berada di wilayah Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi, termasuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).

Kerinci 3805mdplDi Gunung Kerinci terkenal misteri orang pendek yang masih jadi misteri karena belum ada yang bisa mendokumentasikan meskipun beberapa penduduk pernah menyaksikannya. Orang pendek tersebut menyerupai kera dengan tinggi 60 cm yang memiliki keanehan berjalan dengan telapak kaki terbalik dan meninggalkan jejak kaki yang terbalik.

Mendaki Kerinci

Untuk mencapai Puncak Kerinci kita bisa melewati jalur Kersik Tuo yang berada di wilayah Kayu Aro. Jalur Kersik Tuo merupakan jalur umum yang banyak dipakai oleh para pendaki untuk mendaki ke puncak gunung Kerinci.
Untuk mencapai Kersik Tuo, kita bisa memulai dari kota Padang. Start dari bandara Minangkabau langsung menuju Kersik Tuo dengan mobil carteran/travel jurusan Sungai Penuh selama 7-8 jam perjalanan. Banyak travel yg melayani trayek Padang – Kersik Tuo seperti: Travel Ayu 07517878747, Travel Palino 085359801870, PO Sahabat Kerinci 085355133788 , dengan ongkos 185rb/orang jemput di bandara.

Penginapan di Kaki Kerinci

Sesampai di Kersik Tuo kita bisa menginap di beberapa Homestay seperti Homestay Subandi dan Homestay Paiman dengan biaya inap yang relatif ekonomis ( hanya Rp. 35.000 per orang per malam). CP Homestay Paiman ( Tika 085377714011), Homestay Subandi (0748357009), diharapkan boking dulu jauh-jauh hari kalau mau menginap disana. Di Homestay Paiman kita juga bisa memesan makanan untuk makan pagi dan bekal untuk pendakian ke puncak Kerinci keesokkan harinya.

Simpang Macan, Kersik Tuo – R10 – Pintu Rimba (1800 mdpl)

Pendakian dimulai dari Simpang Macan yang berjarak 100 m dari Homestay Paiman menuju Pintu Rimba. Kita bisa mencarter mobil milik Pak Sugino (085266332004) untuk menghemat waktu dan tenaga menuju Pintu Rimba dengan biaya Rp. 10.000/orang. Sebelum mencapai Pintu Rimba kita berhenti dulu di R10 (Pos Penjagaan Taman Nasional Kerinci Seblat) untuk mengurus perijinan pendakian. Perjalanan dari Homestay ke Pintu Rimba melalu jalan aspal di antara ladang penduduk dapat ditempuh dalam waktu 20 menit dengan mobil carteran.

Pintu Rimba – Pos 1 (1900 mdpl)

Pintu rimba KerinciPerjalanan dari Pintu Rimba menuju Pos 1 dapat ditempuh dalam waktu 30 menit melalui hutan tropis dengan jalur yang relatif landai. Di Pos 1 terdapat pondok /shelter yang masih layak untuk tempat berteduh

Pos 1 – Pos 2 (2000 mdpl)

Perjalanan dari Pos 1 menuju Pos 2 ditempuh dalam waktu 30 menit , medan pendakiannya masih landai. Terdapat Sumber air di Pos 2 berupa sungai kecil yang mengalir deras di musim hujan, lokasinya berada di sisi kiri jalur pendakian, namun Pos 2 kurang cocok untuk mendirikan tenda.

Pos 2 – Pos 3 (2250 mdpl)

Perjalanan dari Pos 2 ke Pos 3 ditempuh dalam waktu 45 menit, tracknya mulai menanjak, terkadang curam. Di Pos 3 terdapat Pondok/sherter yang masih bisa dipakai untuk berteduh namun tempatnya tidak cukup luas dan hanya menampung 1 tenda.

Pos 3 – Shelter 1 (2500 mdpl)

Dari Pos 3 menuju Shelter 1 dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 45 menit melalui hutan tropis basah dengan medan yang cukup terjal. Pondok di Shelter 1 sudah tidak ada lagi/roboh (3/11/2013).  Di Shelter 1 terdapat tanah lapang yang cukup untuk 5-6 tenda.

Shelter 1 – Shelter 2 (2950 mdpl)

Menuju Shelter 2 jalurnya lebih menanjak daripada jalur sebelumnya, bila musim hujan jalur semakin licin dan banyak pohon tumbang yang melintang di sepanjang jalur pendakian. Dari Shelter 1 menuju Shelter 2 dapat di tempuh dalam waktu 3,5 jam. Di Shelter 2 terdapat rangka besi yang sangat cocok untuk tempat camp sebelum ke puncak. Di Shelter 2 juga terdapat sumber air berupa genangan/tampungan air jernih yg selalu penuh di musim hujan, lokasinya ada di sisi kiri rangka besi turun kira2 100 m.

Shelter 2 – Shelter 3 (3200 mdpl)

Perjalanan dari Shelter 2 menuju Shelter 3 ditempuh dalam waktu 1,5 jam melalui jalur air yang menanjak dan licin. Jalur berupa terowongan dengan medan yang terjal terkadang harus berpegangan pada akar pohon. Sesampai di Shelter 3 kita akan disuguhi pemandangan yang luar biasa, tampak di kejauhan  Danau Gunung Tujuh dan desa Kersik Tuo yang terlihat jelas jika cuaca tidak berkabut. Shelter 3 merupakan tempat datar yang terbuka dan luas di sisi kiri jalur pendakian, sangat bagus untuk mendirikan tenda. Di sini juga terdapat sumber air.

Shelter 3 – Puncak Kerinci (3805 mdpl)

Dari Shelter 3 kita sudah bisa melihat bagaimana medan menuju Puncak Gunung Kerinci. Kita akan melalui medan bebatuan dan berpasir mengikuti beberapa punggungan yang mirip dengan trek menuju puncak gunung Slamet atau Raung. Perjalanan dari Shelter 3 menuju Puncak Gunung Kerinci dapat ditempuh dalam waktu 3 jam. 15 menit sebelum puncak kita akan menemui memoriam yang dikenal dengan Tugu Yudha, untuk mengenang seorang pendaki bernama Yudha Sentika yang hilang dan jasadnya tidak ditemukan. Sesampai di puncak Gunung Kerinci kita dapat menyaksikan panorama kawah gunung berapi yang menakjubkan . Sebaiknya sebelum pukul 10.00 siang kita harus turun  dari puncak karena resiko kabut mulai turun dan membuat kita kesulitan untuk menemukan jalan turun.

GUNUNG TUJUH

Danau Gunung 7Gunung Tujuh masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, bersebelahan dengan Gunung Kerinci dan merupakan tujuan kedua yang harus kita kunjungi setelah turun dari Gunung Kerinci. Untuk menuju Gunung Tujuh biasanya kita lewat jalur Pelompek.  Untuk menuju Pintu Gerbang jalur Pelompek ,dari Simpang Macan kita bisa kembali menggunakan jasa Pak Sugino (085266332004) untuk mengantar sampai ke lokasi dengan biaya Rp. 10.000 sekali jalan. Sesampai di Pintu Gerbang Gunung Tujuh kita mengurus perijinan dulu di Pos Taman Nasional yang berada di samping Pintu Gerbang dengan membayar tiket masuk Rp. 3500/orang.

Menuju Danau Gunung Tujuh

Perjalanan dari Pintu Gerbang menuju Puncak Gunung Tujuh dapat ditempuh dalam waktu 3 jam dengan medan yang menanjak dan penuh akar akar pohon. Jalur sangat licin penuh lumpur waktu musim hujan.  Dari puncak Gunung Tujuh ambil jalur turunan yang agak curam menuju Danau Gunung Tujuh selama kurang lebih 25 menit. Sesampai di danau kita akan Gunung tujuhdisuguhi pemandangan danau Gunung Tujuh yang luas dan indah di ketinggian 1950 mdpl. Di kejauhan tampak pula perahu nelayan yang sedang mencari ikan dan mengais rejeki mengantar kita keliling danau menggunakan perahu kecilnya dgn ongkos Rp. 100.000 untuk 2-3 orang penumpang. Tidak jauh dari tepi danau, terdapat air terjun yang merupakan air buangan dari danau yang mengalir melewati Pelompek.

http://www.pecintaalam.net/pendakian-gunung-kerinci-gunung-tujuh/